LP (Laporan Pendahuluan) Keperawatan Lengkap

Kumpulan Laporan Pendahuluan Keperawatan, Asuhan Keperawatan Lengkap,SAP Dan Leaflet, Tugas-Tugas Kuliah Keperawatan Lainnya

08/04/17

CONTOH SKRIPSI S1 KEPERAWATAN JUDUL HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PERMAINAN EDUKATIF DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 3-5 TAHUN DI PAUD AZ-ZAHRA DESA WONOKARTO KECAMATAN GADING REJO KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN 2015

BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Convention on the Rights of the Child (CRC) organisasi perlindungan anak dunia menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan anak adalah setiap orang yang berusia di bawah 18 tahun. Undang-Undang nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dalam Pasal 1 juga menyebutkan bahwa anak adalah seseorang yang belum berusia 18 tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan. Undang-undang tersebut merupakan bentuk dari hasil ratifikasi (Profil Anak Indonesia, 2012).

The National Association for The Education mendefinisikan istilah “preschool” adalah anak antara usia “toodler” (1-3 tahun) dan usia masuk kelas satu; biasanya antara usia 3 (tiga) sampai 5 (lima) tahun. Pengertian “toddler” adalah anak yang mulai berjalan sendiri sampai dengan usia tiga tahun. Anak usia TK adalah empat sampai enam tahun sedangkan anak prasekolah adalah mereka yang berusia tiga sampai lima tahun. Sedangkan Departemen kesehatan indonesia mendefinisikan anak pra sekolah adalah anak yang berumur 36-60 bulan, (DepKes RI, 2006).
Profil Anak Indonesia 2012 memotret keadaan anak Indonesia berumur 0-17 tahun pada tahun 2011. Sekitar 82,5 juta (proyeksi penduduk hasil SP 2010) Anak Indonesia pada 2011 mencapai sepertiga dari total penduduk Indonesia (33,9 persen). Jika dilihat menurut jenis kelamin, 51,3 persen diantaranya adalah laki-laki dan 48,7 lainnya adalah perempuan.
Berdasarkan hasil studi Universitas Chicago Benjamin S longitudinal Bloom  menyebutkan bahwa pada usia 4 tahun kapasitas kecerdasan sudah mencapai 50%, usia 8 tahun mencapai 80 % dan usia 13 tahun mencapai 92 %. Pada masa usia dini merupakan masa terjadinya kematangan fungsi-fungsi fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi (rangsangan) yang diberikan oleh lingkungan. Masa ini merupakan masa untuk meletakkan dasar pertama dalam mengembangkan potensi fisik (motorik), intelektual, emosional, sosial, bahasa, seni dan moral spiritual. Stimulasi (rangsangan) yang di maksud bisa berupa pemberian Alat Permainan Edukatif. Untuk mencapai hal ini perhatian mengenai pertumbuhan dan perkembangan anak menjadi sangat penting dilakukan oleh orang tua  (Juntika, 2007 : 138).
Penggunaan alat bantu dalam kegiatan bermain pada usia dini dapat menjadi stimulus yang  sangat diperlukan untuk merangsang perkembangan kognitif, motorik, kecerdasan, bahasa, dan adaptasi sosial (Suherman, 2010).  Hasil penelitian Hurlock (1999, dalam Suyadi, 2009), mengatakan bahwa alat permainan yang diberikan saat bermain dapat merangsang perkembangan yang utuh baik secara kognitif, motorik, intelektual, sosial, moral, dan emosional. Pemilihan alat permainan mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap tumbuh kembang anak (Ronald, 2010).
Data Riset Internasional tahun 2006 ketika dilakukannya Research Play and Physical Quotient atau Riset Kemampuan fisik dan Bermain anak menunjukkan bahwa Indonesia menjadi urutan terendah dibandingkan Thailand, Vietnam dan Jepang. Dalam hal ini juga terungkap bahwa aktivitas yang paling sering dilakukan anak-anak adalah menonton TV daripada bermain dengan menggunakan alat permainan yang bersifat edukatif (Sriamin, 2006).
Mainan edukatif tidak hanya sekedar membuat anak menikmati permainan tetapi juga dituntut agar membuat anak teliti dan tekun mengerjakan mainan tersebut. Melalui bermain anak dapat belajar mengungkapkan isi hati melalui kata-kata, anak belajar dan mampu dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya, objek bermain (Riyadi dan Sukarmin, 2009). Menurut Syaver, David R, dalam Zahrah (2011) untuk di dunia pendidikan terdapat hasil penelitian yang menyatakan bahwa keterlibatan orang tua dalam memberikan alat permainan yang sesuai dengan usia anak, dan pemberian stimulasi yang bervariasi dalam aktivitas keseharian menjadi prediktor terhadap perkembangan IQ anak.
Anak yang mendapatkan stimulasi yang terarah dan teratur akan lebih cepat berkembang dibanding dengan anak yang kurang atau tidak mendapat stimulasi. Pemberian stimulasi pada perkembangan anak lebih efektif bila disesuaikan dengan kebutuhan kebutuhan sesuai tahap-tahap perkembangan anak. Melalui itu orang tua perlu mengetahui pentingnya stimulasi dan cara memberikan stimulasi yang efektif pada anak, karena saat ini banyak keluarga yang memberikan alat permainan tidak sesuai dengan tahap perkembangan anak (Soetjiningsih, 2010). Banyak dijumpai, masyarakat dominan kurang memahami jenis permainan karena banyak orangtua membeli permainan tanpa memperdulikan kegunaan yang mampu mengembangkan aspek perkembangan anak, sehingga terkadang harga alat permainan tersebut mahal, tidak sesuai dengan umur anak dan tipe permainan sama (Hidayat, 2007).
Pengoptimalan fungsi otak harus dirangsang sebanyak mungkin melalui semua indera pada anak. Minimnya rangsangan dimaksud dapat menyebabkan mengecilnya jaringan otak. Kegiatan perangsangan ini harus dilakukan sejak dini oleh orang tua dengan memanfaatkan alat-alat permainan edukatif. Anak yang tidak mendapatkan stimulai yang baik dalam merangsang pertumbuhan otak, perkembangan otaknya akan lebih kecil 20-30% dari ukuran normal anak seusianya. Mengecilnya jaringan otak menyebabkan terjadinya beberapa keterlambatan pada perkembangan anak, salah satu jenis keterlambatan yang tersering yaitu keterlambatan berjalan pada anak. Dengan demikian pemanfaatan alat permainan edukatif (APE) dalam kegiatan bermain merupakan salah satu wujud konkret dari upaya mengoptimalkan perkembangan anak (Mulyati, 2010).
Penelitian yang dilakukan oleh Fajriananda (2008), menunjukan hasil penelitian, dimana penelitian ini dilakukan dibeberapa lembaga pendidikan anak prasekolah di 5 kota besar di Indonesia (Medan, Jakarta, Surabaya, Bandung, dan Makasar) menunjukkan bahwa pengetahuan orang tua tentang manfaat menstimulasi perkembangan anak dengan bermain edukatif masih dikatakan kurang (42%).
Berdasarkan hasil penelitian di posyandu yang dilakukan institute pertanian bogor (IPB) pada periode juni 2009 sampai mei 2010 di 9 provinsi dan 22 kota di seluruh indonesia, ditemukan bahwa lebih dari 90% ibu masih jarang memberikan anaknya mainan yang memberikan rangsangan tumbuh kembang (BKKBN , 2012).
Berdasarkan hasil survey kesehatan di wilayah Lampung di peroleh bahwa data orang tua yang mengetahui stimulus tumbuh kembang anak prasekolah kurang dari 40% yaitu hanya sebesar 36,91%. Angka tersebut masih tergolong rendah di bandingkan hasil survey pada provinsi lain, seperti Bangka Belitung sebanyak 64,68% ( Depkes RI , 2005).
Uraian data di atas menunjukan kurangnya pengetahuan orang tua, terutama ibu, yang mendukung tentang pentingnya pemilihan alat permainan yang sesuai dengan usia dan perkembangan anak terutama pada usia kurang dari lima tahun (Prasetyaningrum, 2009 ). Orang tua, terutama ibu, dalam memberikan kesempatan bermain perlu mengklasifikasikan jenis dan bentuk permainan dan harus memperhatikan unsur edukatif yang terdapat dalam permainan tersebut yang tepat sesuai dengan usia anak. Jika pemilihan alat permainan tidak sesuai dengan tahap usia anak maka anak akan mengalami kesulitan untuk mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal (Prakoso, 2009).
Hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti di PAUD Az-Zahra Desa Wonokarto Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu, pada tanggal 28 februari 2015 tentang alat permainan edukatif, yang dilakukan dengan cara tanya jawab terhadap 11 ibu yang mempunyai anak berusia 3-5 tahun di PAUD tersebut didapatkan hasil bahwa, terdapat 3 ibu yang tidak mengetahui tentang alat permainan edukatif, terdapat 2 ibu yang mengatakan tidak mengetahui fungsi alat permainan yang disediakan di rumah bagi perkembangan anaknya, terdapat 2 ibu yang mengatakan bahwa alat permainan yang ada di rumah berbeda dengan alat permainan yang ada di PAUD tempat anaknya sekolah, terdapat 1 ibu yang mengatakan belum mengetahui alat permainan yang paling tepat untuk diberikan kepada anak usia prasekolah, terdapat 3 ibu yang hanya memberikan alat permainan kepada anaknya dengan seadanya atau semampunya ibu saja tanpa memperhatikan fungsi dan manfaat alat permainan tersebut bagi anaknya.
Berdasarkan latar belakang dan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang “hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang alat permainan edukatif dengan perkembangan anak usia 3-5 tahun di PAUD Az-Zahra Wonokarto Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu tahun 2015”

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan dari latar belakang dan identifikasi yang telah di jelaskan di atas, maka penulis merumuskan masalah penelitian yaitu sebagai berikut “apakah ada hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang permainan edukatif dengan perkembangan anak usia 3-5 tahun di PAUD Az-Zahra Desa Wonokarto Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu tahun 2015 ” .

C. Tujuan Penelitian
1.         Tujuan umum:
Mengetahui hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang permainan edukatif dengan perkembangan anak usia 3-5 tahun di PAUD Az-Zahra Desa Wonokarto Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu tahun 2015.
2.         Tujuan khusus:
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan khusus sebagai berikut :
a)    Mengetahui perkembangan anak usia 3-5 tahun di PAUD Az-Zahra Desa Wonokarto Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu tahun 2015
b)   Mengetahui gambaran tingkat pengetahuan ibu mengenai manfaat permainan edukatif terhadap perkembangan anak usia 3-5 tahun di PAUD Az-Zahra Desa Wonokarto Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu tahun 2015
c)    Menganalisis hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang permainan edukatif terhadap perkembangan anak usia 3-5 tahun di PAUD Az-Zahra Desa Wonokarto Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu tahun 2015.

D. Manfaat penelitian
1.         Secara teoritis
a.    Sebagai informasi mengenai pentingnya pelaksanaan metode permainan edukatif dalam proses perkembangan anak
b.    Sebagai bahan masukan bagi para pendidik PAUD Az-Zahra desa wonokarto kecamatan gadingrejo kabupaten pringsewu dalam memilih alat permainan yang  tepat  untuk stimulasi tumbuh kembang pada anak usia 3-5 tahun untuk pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode permainan edukatif. Sebagai pihak pendidik diharapkan dapat lebih meningkatkan kualitas mutu pendidikan. Dalam aplikasinya, diharapkan pendidik dapat mengedukasi orang tua dalam memilih alat  permainan yang tepat bagi anaknya.
2.        Secara praktis
a.    Bagi pelayanan keperawatan
Penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber informasi bagi perawat, khususnya perawat anak agar dapat memberikan terapi bermain yang efektif dan efisien, memberikan informasi yang adekuat dan akurat mengenai hubungan pengetahuan ibu tentang manfaat bermain dengan perkembangan anak usia prasekolah.
b.    Bagi Pendidikan Keperawatan
Hasil penelitian ini juga dapat digunakan sebagai sumber informasi terutama keperawatan anak sehingga dapat meningkatkan pengetahuan peserta didik tentang hubungan pengetahuan ibu tentang manfaat bermain dengan perkembangan anak usia prasekolah.
c.    Bagi Peneliti
Diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan peneliti mengenai pentingnya memilih alat permainan sebagai stimulasi tumbuh kembang anak khususnya pada usia 3-5 tahun.  Menambah pengalaman dalam menerapkan ilmu yang telah didapat di bangku kuliah untuk menunjang kesehatan anak dalam perkembangannya.
d.    Bagi Ibu
Sebagai informasi bagi ibu mengenai hubungan pengetahuan ibu tentang manfaat permainan edukatif dengan perkembangan anak usia 3-5 tahun.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah Hubungan tingkat Pengetahuan Ibu tentang Permainan Edukatif dengan Perkembangan Anak Usia 3-5 Tahun di PAUD Az-Zahra Desa wonokarto kecamatan gadingrejo kabupaten pringsewu tahun 2015. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif, rancangan penelitian adalah analitik dengan pendekatan cross sectional. Penelitian dilakukan di PAUD Az-Zahra Wonokarto Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu pada Bulan Agustus 2015.
untuk melihat lebih lengkap silahkan klik link dibawah

Tidak ada komentar: