LP (Laporan Pendahuluan) Keperawatan Lengkap

Kumpulan Laporan Pendahuluan Keperawatan, Asuhan Keperawatan Lengkap,SAP Dan Leaflet, Tugas-Tugas Kuliah Keperawatan Lainnya

05/03/18

SAP (SATUAN ACARA PEMBELAJARAN) DM (DIABETES MELITUS) DAN LEAFLET DM LENGKAP


SATUAN ACARA PEMBELAJARAN
 
I.                    Latar belakang
Diabetes Melitus merupakan suatu penyakit metabolik, dan dapat mengenai pada semua orang. Penyakit ini ada empat tipe yaitu tipe 1, tipe 2, diabetes masa kehamilan dan diabetes tipe lain. Diabetes tipe 1 merupakan penyakit keturunan sedangkan tipe 2 adalah dikarenakan oleh gaya hidup. Diabetes masa kehamilan terjadi dan berkembang selama kehamilan dan selesai setelah melahirkan, sedangkan diabetes tipe lain adalah pemicu awal penyakit diabetes. Diabetes Mellitus sangat berbahaya bila tidak terkontrol dan tidak ada pengobatan. Oleh karenanya penyakit ini perlu pengobatan dan perawatan yang baik guna untuk meminimalkan komplikasi.
II.                 Tujuan
A.    Umum
Setelah mengikuti penyuluhan, keluarga pasien mampu memahami tentang perawatan Diabetes Mellitus
B.     Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan, keluarga pasien  diharapkan dapat memahami tentang :
1.      Definisi Diabetes Mellitus
2.      Klasifikasi Diabetes Mellitus
3.      Tanda dan gejala Diabetes Mellitus
4.      Faktor resiko Diabetes Mellitus
5.      Komplikasi Diabetes Mellitus
6.      Lima pilar perawatan dm
7.      Pencegahan

III.              Sasaran dan target
Keluarga pasien IRNA I lantai 3.

IV.              Strategi pelaksanaan
A.    Metode
Ceramah dan diskusi

B.     Materi penyuluhan
Terlampir

C.     Waktu dan tempat
Hari, tanggal         : Jumat, 31 Oktober 2014
Waktu                    : 09.00 wib
Tempat                  :

D.    Media
Leaflet

E.     Kriteria evaluasi
1.      Evaluasi persiapan
-   Satuan Acara Kegiatan sudah dibuat sebelum kegiatan dimulai
-   Media telah disiapkan
-   Tempat telah disiapkan
-   Kontrak waktu telah disepakati
2.      Evaluasi proses
-   Mahasiswa mengkoordinir kegiatan penyuluhan kemudian dilakukan evaluasi.
-   Klien mengikuti proses dari awal sampai selesai.
3.      Evaluasi hasil
-   Klien mampu mengikuti dan menyimak dengan baik.
-   Klien mengulang kembali materi yang sudah disampaikan.

F.      Susunan acara
No
Kegiatan
Respon peserta
waktu
1
Pendahuluan
- Memberi salam
- Menyampaikan pokok bahasan
- Menyampaikan tujuan
- Melakukan apersepsi

-Menjawab salam
- Menyimak
- Menyimak
- Menyimak

5 menit
2
Isi
 Penyampaian materi

-Memperhatikan

15 menit
3
Penutup
- Diskusi
- Kesimpulan
- Evaluasi
- Memberikan salam penutup

-Menyampaikan jawaban
-Mendengarkan
-Menjawab salam

10 menit



Lampiran

DIABETES MELLITUS

A.          DEFINISI
Diabetes Melitus adalah gangguan metabolisme karbohidrat, protein dan lemak yang ditandai oleh hiperglikemia. Hiperglikemia terjadi karena akibat dari kekurangan insulin ataumenurunnya kerja insulin.
B.        KLASIFIKASI
Klasifikasi dari Diabetes Melitus berdasarkan PERKENI (2011) adalah sebagai berikut
1.      Diabetes Melitus Tipe 1
      Diabetes tipe 1 terjadi bila pancreas tidak dapat memproduksi insulin sama sekali.  Pada Diabetes Mellitus tipe 1 sel-sel β pancreas yang secara normal menghasilkan hormon insulin dihancurkan oleh proses autoimun, sebagai akibatnya penyuntikan insulin diperlukan untuk mengendalikan kadar glukosa darah. Diabetes mellitus tipe I ditandai oleh awitan mendadak yang biasanya terjadi pada usia 30 tahun
2.      Diabetes Melitus Tipe 2
      Bila insulin yang tersedia tidak cukup atau tidak dapat berfungsi secara efektif. Diabetes mellitus tipe II terjadi akibat penurunan sensitivitas terhadap insulin (resistensi insulin) atau akibat  penurunan jumlah produksi insulin.
3.      Diabetes Melitus Tipe Lain
Diabetes tipe lain dapat terjadi karena :
        A. Defek Genetik fungsi sel Beta :
- Kromosom 12, HNF-1α (dahulu MODY 3)
- Kromosom 7, glukokinase (dahulu MODY 2)
- Kromosom 20, HNF-4α (dahulu MODY 1)
- Kromosom 13, insulin Promoter factor-1 (IPF-1, dahulu MODY4)
- Kromosom 17, HNF-1β (dahulu MODY 5)
- Kromosom 2, Neuro D1 (dahulu MODY 6)
- DNA Mitochondria, dan lainnya
B. Defek genetik kerja insulin : resistensi insulin tipe A, leprechaunism, sindrom Rhabson Mendenhall, diabetes lipoatrofik, lainnya
C. Penyakit eksokrin Pankreas : Pankreatitis, trauma/pankreatektomi, neoplasma, fibrosis kistik, hemokromatosis, pankreatopati fibro kalkulus, lainnya
D. Endokrinopati : akromegali, sindrom cushing, feokromotositoma, hipertiroidisme somatostatinoma, aldosteronoma, lainnya
E. Karena obat/zat kimia : vacor, pentamidin, asam nikotinat, glukokortikoid, hormone tiroid, diazoxid, agonis β edrenergic, tiazid, dilantin, interferon alfa, lainnya
F. Infeksi : rubella congenital, CMV, lainnya
G. Imunologi (jarang) : sindrom “Stiff-man”, antibody anti reseptorN insulin lainnya
H. Sindrom genetik lain : Sindrom Down, Sindrom Klinefelter, sindrom Turner, sindrom Wolfram’s, Ataksia Friedreich’s, Chorea Hutington, sindrom Laurence-Moon-Biedl, Distrofi Miotonik, Porfiria, Sindrom Prader Willi, lainnya
4.      Diabetes kehamilan
Diabetes kehamilan terjadi dan berkembang selama kehamilan, dan dapat selesai setelah melahirkan namun dapat berlangsung terus walaupun sudah melahirkan.
C.     Gejala
a)      Keluhan TRIAS: Banyak minum, Banyak kencing dan Penurunan berat badan.
b)      Kadar glukosa darah pada waktu puasa lebih dari 120 mg/dl
c)      Kadar glukosa darah dua jam sesudah makan lebih dari 200 mg/dl
d)      Keluhan yang sering terjadi pada penderita Diabetes Mellitus adalah: Poliuria, Polidipsia, Polifagia, Berat badan menurun, Lemah, Kesemutan, Gatal, Visus menurun, Bisul/luka, Keputihan.
D.    Faktor Resiko
1.      Riwayat keluarga
2.      Obesitas
3.      Usia siatas 45 tahun
4.      Gaya hidup tidak sehat
5.      Hipertensi
6.      Gangguan kolesterol tinggi
7.      Riwayat jantung koroner
8.      Stroke

E.     Komplikasi
1.      Komplikasi akut berupa coma diabetikum
2.      Komplikasi kronis :
ü  Perubahan pembuluh darah kapiler
ü  Pada ginjal : nephoros klerosis, pielonefritis
ü  Pada mata : katarak diabetika
ü  Pada jantung : jantung koroner
ü  Pada saraf : neuritis dan poli neuritis
ü  Pada kulit : gangrene
F.      LIMA PILAR PERAWATAN DM
1.         Edukasi Diabetes
Diabetes tipe 2 umumnya terjadi pada saat pola gaya hidup dan perilaku telah terbentuk dengan mapan. Pemberdayaan penyandang diabetes memerlukan partisipasi aktif pasien, keluarga dan masyarakat. Tim kesehatan mendampingi pasien dalam menuju perubahan perilaku. Untuk mencapai keberhasilan perubahan perilaku, dibutuhkan edukasi.
2.         Latihan jasmani
Kegiatan jasmani sehari - hari dan latihan jasmani secara teratur (3 - 4 kali seminggu selama kurang lebih 30 menit), merupakan salah satu pilar dalam pengelolaan Diabetes Melitus. Kegiatan sehari – hari seperti berjalan kaki ke pasar, menggunakan tangga, berkebun harus tetap dilakukan. Selain untuk menjaga kebugaran juga, latihan jasmani dapat menurunkan berat badan dan memperbaiki sensitivitas insulin, sehingga akan memperbaiki kendali glukosa darah. Latihan jasmani yang dianjurkan berupa latihan jasmani yang bersifat aerobik seperti: jalan kaki, bersepeda santai, jogging, dan berenang. Latihan jasmani sebaiknya disesuaikan dengan umur dan status kesegaran jasmani. Pasien yang relatif sehat, intensitas latihan jasmani bisa ditingkatkan, sementara yang sudah mendapat komplikasi Diabetes Melitus dapat dikurangi
3.         Terapi gizi medis atau Perencanaan Makan
Terapi Gizi Medis (TGM) merupakan bagian dari penatalaksanaan diabetes secara total. Kunci keberhasilan TGM adalah keterlibatan secara menyeluruh dari anggota tim (dokter, ahli gizi, petugas kesehatan yang lain dan pasien itu sendiri). Perencanaan makan pada pasien diabetes meliputi :
1. Memenuhi kebutuhan energi pada pasien Diabetes Melitus
2. Terpenuhinya nutrisi yang optimal pada makanan yang disajikan seperti vitamin dan mineral
3. Mencapai dan memelihara berat badan yang stabil
4. Menghindari makan makanan yang mengandung lemak, karena pada pasien Diabetes Melitus jika serum lipid menurun maka resiko komplikasi penyakit makrovaskuler akan menurun
5. Mencegah level glukosa darah naik, karena dapat mengurangi komplikasi yang dapat ditimbulkan dari Diabetes Melitus
Prinsip untuk jenis makanan ini adalah beragam dan memiliki kadar glikemik yang rendah misalnya seperti :
1)         Makanan yang TIDAK BOLEH dikonsumsi:
Manisan, Gula pasir, Susu kental manis, Madu, Kecap, Abon, Sirup, dan Es krim. Makanan ini tidak boleh dikonsumsi karena memiliki kadar glikemik yang tinggi.
2)         Makanan yang BOLEH DIMAKAN TETAPI HARUS DIBATASI:
Nasi, Singkong, Jagung, Roti, Telur, Tempe, Tahu, Kacang hijau, Kacang tanah,dan Ikan
3)         Makanan yang DIANJURKAN DIMAKAN :
Kol, Tomat, Kangkung, Bayam, Oyong, Kacang panjang, Pepaya, Jeruk, Pisang, dan Labu siam
4.    Intervensi farmakologis
Pengobatan diabetes secara menyeluruh mencakup diet yang benar,
olah raga yang teratur, dan obat - obatan yang diminum atau suntikan
insulin. Pasien Diabetes tipe 1 mutlak diperlukan suntikan insulin
setiap hari. Pasien Diabetes tipe 2, umumnya pasien perlu minum obat
antidiabetes secara oral atau tablet. Pasien diabetes memerlukan
suntikan insulin pada kondisi tertentu, atau bahkan kombinasi suntikan
insulin dan tablet.
5. Monitoring keton dan gula darah
Ini merupakan pilar kelima yang dianjurkan kepada pasien Diabetes Melitus. Monitor level gula darah sendiri dapat mencegah dan mendeteksi kemungkinan terjadinya hipoglikemia dan hiperglikemia dan pasien dapat melakukan keempat pilar diatas untuk menurunkan resiko komplikasi dari Diabetes Melitus.
G.    PENCEGAHAN
pada dasarnya ada empat tingkatan  pencegahan penyakit secara umum yang  meliputi: pencegahan tingkat dasar (primordial  prevention), pencegahan tingkat pertama  (primary prevention) yang meliputi promosi  kesehatan dan pencegahan khusus, pencegahan  tingkat kedua (secondary prevention) yang  meliputi diagnosa dini serta pengobatan yang  tepat, pencegahan tingkat ketiga (tertiary  prevention) yang meliputi pencegahan terhadap  terjadinya cacat dan rehabilitasi.
1. Pencegahan Tingkat Dasar
Pencegahan tingkat dasar (primordial  prevention) adalah usaha mencegah  terjadinya resiko atau mempertahankan  keadaan resiko rendah dalam masyarakat  terhadap penyakit secara umum
2. Pencegahan Tingkat Pertama.
Pencegahan tingkat pertama  (primary prevention) adalah upaya mencegah  agar tidak timbul penyakit diabetes mellitus. Tindakan yang dapat dilakukan:
-          makan makanan yang sehat dan seimbang
-          Mempertahankan berat badan normal  sesuai dengan umur dan tinggi badan.
-          Melakukan kegiatan jasmani yang cukup  sesuai dengan umur dan kemampuan.
3. Pencegahan Tingkat Kedua
Sasaran utama pada mereka yang baru terkena penyakit atau yang terancam  akan menderita penyakit tertentu melalui  diagnosa dini serta pemberia pengobatan  yang cepat dan tepat. Kegiatan ini meliputi pemeriksaan berkala,  penyaringan (screening) yakni pencarian  penderita dini untuk penyakit yang secara  klinis belum tampak pada penduduk secara  umum pada kelompok resiko tinggi
4. Pencegahan Tingkat Ketiga
Pencegahan tingkat ketiga (tertiary  prevention) merupakan pencegahan dengan
sasaran utamanya adalah penderita penyakit  tertentu, dalam usaha mencegah bertambah  beratnya penyakit atau mencegah terjadinya  cacat serta program rehabilitasi.


DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah Volume 2. Jakarta: EGC
Hasnah. 2009. Pencegahan penyakit diabetes mellitus tipe 2. Media Gizi Pangan: Vol. VII
Heitzman, J. 2010. Foot Care for Patients with Diabetes.LippincotWillian& Wilkins Wolter Kluwer Health vol 26, No. 3, pp. 250-263
www.perkeni.org

LEAFLET DM Doc

Tidak ada komentar: