SATUAN
ACARA PEMBELAJARAN
I.
Latar
belakang
Diabetes Melitus merupakan suatu penyakit metabolik,
dan dapat mengenai pada semua orang. Penyakit ini ada empat tipe yaitu tipe 1,
tipe 2, diabetes masa kehamilan dan diabetes tipe lain. Diabetes tipe 1
merupakan penyakit keturunan sedangkan tipe 2 adalah dikarenakan oleh gaya
hidup. Diabetes masa kehamilan terjadi dan berkembang selama kehamilan dan
selesai setelah melahirkan, sedangkan diabetes tipe lain adalah pemicu awal
penyakit diabetes. Diabetes
Mellitus sangat berbahaya bila tidak terkontrol dan tidak ada pengobatan. Oleh
karenanya penyakit ini perlu pengobatan dan perawatan yang baik guna untuk meminimalkan komplikasi.
II.
Tujuan
A.
Umum
Setelah
mengikuti penyuluhan, keluarga pasien mampu memahami tentang perawatan Diabetes Mellitus
B.
Khusus
Setelah mengikuti
penyuluhan, keluarga pasien diharapkan dapat memahami tentang :
1.
Definisi Diabetes
Mellitus
2.
Klasifikasi Diabetes
Mellitus
3. Tanda dan gejala Diabetes Mellitus
4. Faktor resiko Diabetes Mellitus
5. Komplikasi Diabetes
Mellitus
6. Lima pilar perawatan dm
7. Pencegahan
III.
Sasaran
dan target
Keluarga
pasien IRNA I lantai 3.
IV.
Strategi
pelaksanaan
A.
Metode
Ceramah dan diskusi
B.
Materi
penyuluhan
Terlampir
C.
Waktu
dan tempat
Hari,
tanggal : Jumat,
31 Oktober 2014
Waktu
: 09.00 wib
Tempat :
D.
Media
Leaflet
E.
Kriteria
evaluasi
1. Evaluasi persiapan
-
Satuan
Acara Kegiatan sudah dibuat sebelum kegiatan dimulai
-
Media
telah disiapkan
-
Tempat
telah disiapkan
-
Kontrak
waktu telah disepakati
2. Evaluasi
proses
3. Evaluasi hasil
F.
Susunan
acara
No
|
Kegiatan
|
Respon
peserta
|
waktu
|
1
|
Pendahuluan
- Memberi salam
- Menyampaikan pokok bahasan
- Menyampaikan tujuan
- Melakukan apersepsi
|
-Menjawab salam
- Menyimak
- Menyimak
- Menyimak
|
5 menit
|
2
|
Isi
Penyampaian
materi
|
-Memperhatikan
|
15 menit
|
3
|
Penutup
- Diskusi
- Kesimpulan
- Evaluasi
- Memberikan salam penutup
|
-Menyampaikan jawaban
-Mendengarkan
-Menjawab salam
|
10 menit
|
Lampiran
DIABETES
MELLITUS
A.
DEFINISI
Diabetes Melitus
adalah gangguan metabolisme karbohidrat, protein dan lemak
yang ditandai oleh hiperglikemia. Hiperglikemia terjadi karena
akibat dari kekurangan insulin ataumenurunnya kerja insulin.
B.
KLASIFIKASI
Klasifikasi dari
Diabetes Melitus berdasarkan PERKENI (2011) adalah sebagai
berikut
1. Diabetes Melitus Tipe 1
2. Diabetes Melitus Tipe 2
Bila
insulin yang tersedia tidak cukup atau tidak dapat berfungsi secara efektif. Diabetes
mellitus tipe II terjadi akibat penurunan sensitivitas terhadap insulin
(resistensi insulin) atau akibat
penurunan jumlah produksi insulin.
3. Diabetes Melitus Tipe Lain
Diabetes tipe lain dapat terjadi karena :
A. Defek Genetik fungsi sel Beta
:
- Kromosom 12, HNF-1α (dahulu MODY 3)
- Kromosom 7, glukokinase (dahulu MODY 2)
- Kromosom 20, HNF-4α (dahulu MODY 1)
- Kromosom 13, insulin Promoter factor-1 (IPF-1, dahulu MODY4)
- Kromosom 17, HNF-1β (dahulu MODY 5)
- Kromosom 2, Neuro D1 (dahulu MODY 6)
- DNA Mitochondria, dan lainnya
B. Defek genetik kerja insulin : resistensi insulin tipe A, leprechaunism,
sindrom Rhabson Mendenhall, diabetes lipoatrofik, lainnya
C. Penyakit eksokrin Pankreas : Pankreatitis, trauma/pankreatektomi, neoplasma,
fibrosis kistik, hemokromatosis, pankreatopati fibro kalkulus,
lainnya
D. Endokrinopati : akromegali, sindrom cushing, feokromotositoma, hipertiroidisme
somatostatinoma, aldosteronoma, lainnya
E. Karena obat/zat kimia : vacor, pentamidin, asam nikotinat, glukokortikoid,
hormone tiroid, diazoxid, agonis β edrenergic, tiazid,
dilantin, interferon alfa, lainnya
F. Infeksi : rubella congenital, CMV, lainnya
G. Imunologi (jarang) : sindrom “Stiff-man”, antibody anti reseptorN insulin lainnya
H. Sindrom genetik lain : Sindrom Down, Sindrom Klinefelter, sindrom
Turner, sindrom Wolfram’s, Ataksia Friedreich’s, Chorea Hutington,
sindrom Laurence-Moon-Biedl, Distrofi Miotonik, Porfiria,
Sindrom Prader Willi, lainnya
4.
Diabetes
kehamilan
Diabetes kehamilan terjadi dan berkembang selama
kehamilan, dan dapat selesai setelah melahirkan namun dapat berlangsung terus
walaupun sudah melahirkan.
C.
Gejala
a) Keluhan TRIAS: Banyak minum, Banyak kencing dan Penurunan berat
badan.
b) Kadar glukosa darah pada waktu puasa lebih dari 120 mg/dl
c) Kadar glukosa darah dua jam sesudah makan lebih dari 200 mg/dl
d) Keluhan
yang sering terjadi pada penderita Diabetes Mellitus adalah: Poliuria,
Polidipsia, Polifagia, Berat badan menurun, Lemah, Kesemutan, Gatal, Visus
menurun, Bisul/luka, Keputihan.
D. Faktor Resiko
1. Riwayat keluarga
2. Obesitas
3. Usia siatas 45 tahun
4. Gaya hidup tidak sehat
5. Hipertensi
6. Gangguan kolesterol tinggi
7. Riwayat jantung koroner
8. Stroke
E. Komplikasi
1. Komplikasi akut berupa coma diabetikum
2. Komplikasi kronis :
ü Perubahan pembuluh darah kapiler
ü Pada ginjal : nephoros klerosis, pielonefritis
ü Pada mata : katarak diabetika
ü Pada jantung : jantung koroner
ü Pada saraf : neuritis dan poli neuritis
ü Pada kulit : gangrene
F. LIMA PILAR PERAWATAN DM
1.
Edukasi
Diabetes
Diabetes tipe 2 umumnya terjadi pada saat pola gaya
hidup dan perilaku telah terbentuk dengan mapan. Pemberdayaan penyandang diabetes
memerlukan partisipasi aktif pasien, keluarga dan masyarakat. Tim kesehatan
mendampingi pasien dalam menuju perubahan perilaku. Untuk mencapai keberhasilan
perubahan perilaku, dibutuhkan edukasi.
2.
Latihan
jasmani
Kegiatan jasmani sehari - hari dan latihan jasmani
secara teratur (3 - 4 kali seminggu selama kurang lebih 30 menit), merupakan
salah satu pilar dalam pengelolaan Diabetes Melitus. Kegiatan sehari – hari seperti
berjalan kaki ke pasar, menggunakan tangga, berkebun harus tetap dilakukan.
Selain untuk menjaga kebugaran juga, latihan jasmani dapat menurunkan berat
badan dan memperbaiki sensitivitas insulin, sehingga akan memperbaiki kendali
glukosa darah. Latihan jasmani yang dianjurkan berupa latihan jasmani yang
bersifat aerobik seperti: jalan kaki, bersepeda santai, jogging, dan berenang.
Latihan jasmani sebaiknya disesuaikan dengan umur dan status kesegaran jasmani.
Pasien yang relatif sehat, intensitas latihan jasmani bisa ditingkatkan, sementara
yang sudah mendapat komplikasi Diabetes Melitus dapat dikurangi
3.
Terapi
gizi medis atau Perencanaan Makan
Terapi Gizi Medis (TGM) merupakan bagian dari
penatalaksanaan diabetes secara total. Kunci keberhasilan TGM adalah keterlibatan
secara menyeluruh dari anggota tim (dokter, ahli gizi, petugas kesehatan yang
lain dan pasien itu sendiri). Perencanaan makan pada pasien diabetes meliputi :
1. Memenuhi kebutuhan energi pada pasien Diabetes
Melitus
2. Terpenuhinya nutrisi yang optimal pada makanan yang
disajikan seperti vitamin dan mineral
3. Mencapai dan memelihara berat badan yang stabil
4. Menghindari makan makanan yang mengandung lemak,
karena pada pasien Diabetes Melitus jika serum lipid menurun maka resiko
komplikasi penyakit makrovaskuler akan menurun
5. Mencegah level glukosa darah naik, karena dapat
mengurangi komplikasi yang dapat ditimbulkan dari Diabetes Melitus
Prinsip untuk jenis makanan
ini adalah beragam dan memiliki kadar glikemik yang rendah misalnya seperti :
1)
Makanan yang TIDAK BOLEH dikonsumsi:
Manisan,
Gula pasir, Susu kental manis, Madu, Kecap, Abon, Sirup, dan Es krim. Makanan ini tidak boleh dikonsumsi karena memiliki
kadar glikemik yang tinggi.
2)
Makanan yang BOLEH DIMAKAN TETAPI HARUS
DIBATASI:
Nasi,
Singkong, Jagung, Roti, Telur, Tempe, Tahu, Kacang hijau, Kacang tanah,dan Ikan
3)
Makanan yang DIANJURKAN DIMAKAN :
Kol,
Tomat, Kangkung, Bayam, Oyong, Kacang panjang, Pepaya, Jeruk, Pisang, dan Labu
siam
4. Intervensi farmakologis
Pengobatan diabetes secara menyeluruh mencakup diet
yang benar,
olah raga yang teratur, dan obat - obatan yang diminum
atau suntikan
insulin. Pasien Diabetes tipe 1 mutlak diperlukan
suntikan insulin
setiap hari. Pasien Diabetes tipe 2, umumnya pasien
perlu minum obat
antidiabetes secara oral atau tablet. Pasien diabetes
memerlukan
suntikan insulin pada kondisi tertentu, atau bahkan
kombinasi suntikan
insulin dan tablet.
5. Monitoring keton dan gula darah
Ini merupakan pilar kelima yang dianjurkan kepada
pasien Diabetes Melitus. Monitor level gula darah sendiri dapat mencegah dan
mendeteksi kemungkinan terjadinya hipoglikemia dan hiperglikemia dan pasien
dapat melakukan keempat pilar diatas untuk menurunkan resiko komplikasi dari
Diabetes Melitus.
G.
PENCEGAHAN
pada dasarnya
ada empat tingkatan pencegahan penyakit
secara umum yang meliputi: pencegahan
tingkat dasar (primordial prevention),
pencegahan tingkat pertama (primary
prevention) yang meliputi promosi kesehatan
dan pencegahan khusus, pencegahan tingkat
kedua (secondary prevention) yang meliputi
diagnosa dini serta pengobatan yang tepat,
pencegahan tingkat ketiga (tertiary prevention)
yang meliputi pencegahan terhadap terjadinya
cacat dan rehabilitasi.
1. Pencegahan
Tingkat Dasar
Pencegahan
tingkat dasar (primordial prevention)
adalah usaha mencegah terjadinya resiko
atau mempertahankan keadaan resiko
rendah dalam masyarakat terhadap
penyakit secara umum
2. Pencegahan
Tingkat Pertama.
Pencegahan
tingkat pertama (primary prevention)
adalah upaya mencegah agar tidak timbul
penyakit diabetes mellitus. Tindakan yang dapat dilakukan:
-
makan
makanan yang sehat dan seimbang
-
Mempertahankan
berat badan normal sesuai dengan umur
dan tinggi badan.
-
Melakukan
kegiatan jasmani yang cukup sesuai
dengan umur dan kemampuan.
3. Pencegahan
Tingkat Kedua
Sasaran utama
pada mereka yang baru terkena penyakit atau yang terancam akan menderita penyakit tertentu melalui diagnosa dini serta pemberia pengobatan yang cepat dan tepat. Kegiatan ini meliputi
pemeriksaan berkala, penyaringan
(screening) yakni pencarian penderita
dini untuk penyakit yang secara klinis
belum tampak pada penduduk secara umum
pada kelompok resiko tinggi
4. Pencegahan
Tingkat Ketiga
Pencegahan
tingkat ketiga (tertiary prevention)
merupakan pencegahan dengan
sasaran
utamanya adalah penderita penyakit tertentu,
dalam usaha mencegah bertambah beratnya
penyakit atau mencegah terjadinya cacat
serta program rehabilitasi.
DAFTAR
PUSTAKA
Brunner & Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal
Bedah Volume 2. Jakarta: EGC
Hasnah. 2009. Pencegahan penyakit diabetes mellitus
tipe 2. Media Gizi Pangan: Vol. VII
Heitzman, J. 2010. Foot Care for Patients with Diabetes.LippincotWillian&
Wilkins Wolter Kluwer Health vol 26, No. 3, pp. 250-263
www.perkeni.org
Tidak ada komentar:
Posting Komentar