LP (Laporan Pendahuluan) Keperawatan Lengkap

Kumpulan Laporan Pendahuluan Keperawatan, Asuhan Keperawatan Lengkap,SAP Dan Leaflet, Tugas-Tugas Kuliah Keperawatan Lainnya

24/03/17

LAPORAN PENDAHULUAN HARGA DIRI RENDAH LENGKAP





MASALAH UTAMA: HARGA DIRI RENDAH


1.Pengertian

a. Harga diri ( self esteem ) merupakan salah satu komponen dari konsep diri. Harga diri merupakan penilaian pribadi berdasarkan seberapa baik prilaku sesuai dengan ideal diri ( Stuart,2009). Penentuan harga diri seseorang diperoleh dari diri sendiri dan orang lain (dicintai,dihormati,dan dihargai) yang timbul sejak kecil dan berkembang sesuai dengan meningkatnya usia. Harga diri yang tinggi adalah perasaan yang berakar dalam penerimaan diri sendiri tanpa syarat,walaupun melakuakan kesalahan,kekalahan dan kegagalan,tetap merasa sebagai seorang yang penting dan berharga. Seseorang yang mengalami keberhasialan akan dapat meningkatkan harga dirinya,disamping itu seseorang akan menurun harga dirinya apabila orang tersebut sering mengalami kegagalan,tidak dicintai dan tidak diterima dlingkunganya. Harga diri rendah terkait dengan hubungan interpersonal yang buruk yang beresiko mengalami depresi dan skizofrenia.harga diri rendah dapat digambarkan sebagai perasaan negative terhadap diri sendiri termasuk hilangnya percaya diri dan harga diri. Harga diri rendah dapat terjadi secara situasional atau kronis.

b. harga diri rendah kronis adalah evaluasi diri/perasaan tentang diri atau kemampuan diri yang negative dandi pertahankan dalam waktu yang lama(NANDA,2011)

c. Menurut Depkes RI, (2000), individu cenderung menilai dirinya negative dan merasa lebih rendah dari orang lain.penilaian negative dan perasaan rendah diri ini dapat mempengaruhi semua aspek dari hidup kita, yaitu dapat menambah rasa takut (yang menyebabkan kita harus menghindari),membuat kita berespon terhadap seseorang yang dicintai dengan rasa marah dan depensif, menerima diisolasi,tidak sanggup mendapat kritikan/serangan dan dapat juga mempengaruhi kesehatan fisik yang dapat menyebabkan gangguan pencernaan atau peningkatan tekanan darah.


d. Harga diri rendah merupakan komponen episode depresi mayor,dimana aktivitas merupakan bentuk hukuman atau punishment.(stuart dan laraia,2005; stuart,2009).


e. Harga diri rendah adalah perasaan negative terhadap diri sendiri,hilangnya percaya diri dan harga diri,merasa gagal mencapai keinginan.(Keliat,2010).






2. Komponen Konsep Diri


Konsep diri didefinisikan sebagi semua pikiran,keyakinan dan kepercayaan yang merupakan pengetahuan individu tentang dirinya dan memmengaruhi hubungan dengan orang lain. konsep diri tidak terbentuk waktu lahir, tetapi dipelajari sebagai hasil pengalaman unik seseorang dalam dirinya sendiri,dengan orang terdekat,dan dengan realitas dunia.Menurut Stuart (2009) Konsep diri terdiri atas komponen-komponen berikut ini.


a. Citra tubuh


Kumpulan sikap individu yang disadari dan tidak disadari terhadap tubuhnya.termasuk persepsi serta perasaan masa lalu dan sekarang tentang ukuran,fungsi,penampilan,dan potensi. Citra tubuh di modifikasikan secara berkesinambungan dengan persepsi dan pengalaman baru


b. Ideal diri


Persepsi individu tentang bagaimana dia seharusnya berprilaku terhadap standar ,aspirasi,tujuan atau nilai personal tertentu.


c. Harga diri


penilaian individu tentang nilai personal yang diperoleh dengan menganalisis seberapa sesuai perilaku dirinya dengan ideal diri. Harga diri yang tinggi adalah perasaan yang berasal dari penerimaan diri sendiri tanpa syarat,walaupun melakuakan kesalahan,kekalahan dan kegagalan , tetap merasa sebagai seorang yang penting dan berharga.


d. performa peran


Serangkaian pola perilaku yang diharapkan oleh lingkungan social berhubungan dengan fungsi individu di berbagai kelompok social. Peran yang ditetapkan adalah peran yang dijalani dan seseorang tidak mempunyai pilihan. Peran yang di ambil adalah peran terpilih atau dipilih oleh individu.


e. Identitas pribadi


prinsip pengorganisasian kepribadian yang bertangguang jawab terhadap kesatuan, kesinambungan,konsisten dan keunikan individu.prinsip tersebut sama artinya dengan otonomi dan mencakup persepsi seksualitas seseorang. Pembentukan identitas dimulai pada masa bayi dan terus berlanjut sepanjang kehidupan,tetapi merupakan tugas utama pada masa remaja.






3.Rentang Respon











a. Aktualisasi diri





pernyataan tentang konsep diri dengan yang positif dengan latar belakang pengalaman sukses.


b. Konsep diri Positif


pasien mempunyai pengalaman yang positif dalam perwujudan dirinya,dapat mengidentifikasi kemampuan dan kelemahan secara jujur dalam menilai suatu masalah sesuai dengan norma-norma social dan kebudayaan suatu tempat jika menyimpang ini merupakan respon adaptif.


c. Harga diri Rendah


Transisi antara adaptif dan mal adaptif, sehingga individu cenderung berfikir kearah negative.


d. Kerancuan identitas


kegagalan individu mengintegrasi aspek-aspek masa kanak-kanak kedalam kematangan aspek psikologis, kepribadian pada masa dewasa secara harmonis.


e. Depersionalisasi


perasaan yang tidak realistis dan asing terhadap diri sendiri yang berhubungan dengan kecemasan, kepaniakan dan tidak dapat membedakan dirinya dari orang lain sehingga mereka tidak dapat mengenal dirinya.






B. PROSES TERJADI MASALAH


Seseorang yang sering mencapai tujuan secara langsung mempengaruhi perasaan untuk kemampuan (Harga diri tinggi) atau ketidak mampuan (Harga diri rendah).Harga diri tinggi merupakan dasar mutlak terhadap penerimaan diri,meskipun melakukan kesalahan, kekalahan dan kegagalan, tetap merasa sebagi seseorang yang penting dan berharga. Hal ini meliputi penerimaan secara komplek terhadap hidup seseorang.


Harga diri (Stuart & laraia,2005; stuart, 2009 ) berasal dari dua sumber utama yaitu diri sendiri dan orang lain. Factor yang mempengaruhi harga diri yang berasal dari diri sendiri seperti kegagalan yang berulang kali,kurang mempunyai tanggung jawab personal,ketergantungan pada orang lain,dan ideal diri yang tidak realistis.sedangkan yang berasal dari orang lain adalah penolakan orang tua,harapan orang tua yang tidak realistik. Harga diri ini didapat ketika seseorang merasa dicintai, dihormati dan ketika seseorang dihargai dan dipuji.suliswati (2002) mengatakan bahwa individu akan merasa harga dirinya tinggi bila sering mengalami keberhasilan,disamping itu harga diri yang tinggi merupakan hasil dari peran yang memenuhi kebutuhan dan cocok dengan ideal diri.


Sebaliknya individu akan merasa harga dirinya rendah bila sering mengalami kegagalan,tidak dicintai dan tidak diterima lingkungan. Perkembangan harga diri seseorang sejalan dengan perkembangan konsep diri,dimana konsep diri seseorang menurut Stuart,(2009) tidak terbentuk waktu lahir tetapi dipelajari sebagai hasil dari pengalaman unik seseorang dalam dirinya sendiri,dengan orang terdekat,dan dengan realitas dunia.Hal ini berarti haeg diri akan meningkat sesuai meningkatnya usia. Untuk meningkatkan harga diri seseorang, maka mulai dari masa kanak-kanak anak diberi kesempatan untuk sukses;menananmkan cita-cita ;mendorong aspirasi;dan membantu untuk membentuk pertahanan diri terhadap persepsi diri (Coopersmith, 1967; Mruk, 1999 dalam stuart,2009)


Harga diri sangat mengancam pada masa adolescence/remaja, ketika konsep diri sedang diubah dan banyak keputusan diri dibuat.sedangkan pada usia dewasa harga diri menjadi stabil memberikan gambaran yang jelas tentang dirinya dan cenderung lebih mampu menerima keberadaan dirinya dan kurang idialis dari remaja(stuart,2009).Hal ini dapat diakaitkan dengan kematuran seseorang,dimana semakin dewasa seseorang maka semakin baik cara berfikirnya.Dengan banyaknya perubahan yang terjadi baik fisik maupun psikososial serta banyak keputusan yang harus dibuat menyangkut dirinya sehingga remaja harus mampu menyesuaiakan diri dengan perubahn tersebut.kondisi lain yang dapat mengancam harga diri remaja adalah tuntutan yang harus dipilihnya, posisi peran, kemampuan meraih sukses serta kemampuan berpartisipasi atau penerimaan dilingkungan masyarakat. Apabila remaja tidak dapat melakukan penyesuai dengan kondisi tersebut, maka akan menyebabkan harga diri rendah (Hawari,2001). Harga diri rendah dapat terjadi secara situasional (Trauma) atau kronis (penilain yang negative terhdap diri yang berlangsung lama).


Model stress Adaptasi Stuart dari keperawtan jiwa memandang prilaku manusia dalam perspektif yang holistik terdiri atas biologis.psikologi dan sosiokultural dan aspek-aspek tersebut saling berintergrasi dalam perawatan. Komponen biopsikososial dari model tersebut termasuk dalam factor predisposisi, prepitasi, penilaian terhadap stressor, sumber koping dan mekanisme koping (Stuart & laraia,2005; Stuart, 2009 ) menurut Stuart (2009), masalah harga diri rendah dapat dijelaskan dengan menggunakan psikodinamika masalah keperawatan jiwa seperti skema di bawah ini.








1.Faktor predisposisi


Proses terjadinya harga diri rendah kronis juga di pegaruhi beberapa factor predisposisi seperti biologis,psikologis, social dan cultural.


a. Faktor biologis


Faktor prsdisposisi yang berasal dari biologis dapat dilihat sebagai suatu keadaan atau factor resiko yang dapat mempengaruhi peran serta manusia dalam menghadapi stressor. Adapun yang termasuk dalam factor biologis ini adalah:


1) Neuroanatomi


Struktur otak yang mungkin mengalami gangguan pada pasien depresi dan skizoprenia sehingga pasien mengalami masalah harga diri rendah kronis adalah:


a) Lobus prontal terlibat dalam dua fungsi serebral utama yaitu control motorik gerakan voluntir termasuk fungsi bicara, fungsi pikir dan control berbagai ekspresi emosi (Towsend,2009). Biasanya kerusakan pada lobus frontal ini akan dapat menyebabkan gangguan berfikr dan gangguan dalam berbicara serta tidak mampu mengontrol emosi sehingga kognitif pasien negatif tentang diri,orang lain lingkungan serta prilaku yang mal adaptif sebagai akibat kognitif negative. Kondisi seperti ini menunjukan gejala harga diri rendah pada pasien.


b) Lobus temporalis merupakan lobus yang letaknya paling dekat dengan telinga dan mempunyai peran fungsional yang berkaitan dengan pendengaran, keseimvangan dan juga sebagaian dari emosi dan memori(Boyd & Nihart, 1998; Towsend,2009) fungsi utama lobus temporalis adalah bahasa, ingatan dan emosi (Kapian ,et al, 1996). Lobus temporalis anterior mempunyai hubungan dengan sistim limbik dalam perananya dalam proses emosi. Gangguan dalam penerimaan dan penyampaian informasi secara verbal yang juga dipengaruhi oleh daya ingat pasien akan mempengaruhi emosi pasien yang akan menimbulkan harga diri rendah.


c) System limbic merupakan cincin kortek yang berlokasi di permukaan medial masing-masing hemisfer dan mengelilingi pusat katup serebrum. Fungsinya adalah mengatur persyarafan otonom dan emosi (Suliswati,2002: stuart & laraia,2005). Kerusakan system limbik menimbulkan beberapa gejala klinik seperti hambatan emosi, perubahan kepribadian (Kaplan, et al, 1996). Menurut Boyd dan Nihart,(1998) perubahan hipotesa dalam system limbik menunjukan perubahan yang signifikan pada kelainan mental, skizoprenia, depresi dan kecemasan. Hambatan emosi yang kadang berubah seperti sedih ,dan terus merasa tidak berguna atau gagal terus menerus akan membuat pasien mengalami harga diri rendah .


d) Hipothalamus adalah bagian dari diensefalon yaitu bagian dalam dari serebrum yang menghubungkan otak tengah dengan hemisfer serebrum.fungsi utamanya adalah sebagai respon tingkah laku terhadap emosi dan juga mengatur mood dan motivasi (suliswati,2002; stuart & laraia,2005). Kerusakan hipotalamus membuat seseorang kehilangan mood dan motivasi sehingga kurang aktivitas dan malas melakukan sesuatu. Kondisi seperti ini sering kita temui pada pasien dengan harga diri rendah, dimana pasien butuh lebih banyak motivasi dan dukungan terutama dari keluarga dan juga oleh perawat dalam melaksanankan tindakan yang sudah dijadwalkan bersama-sama.


2) Neurotransmiter


Selain gangguan pada struktur otak,apabila dilakukan pemeriksaan lebih lanjut dengan alat-alat tertentu kemungkinan akan ditemukan ketidakseimbangan neurotransmitter di otak. Neurotransmitter adalah kimia otak yang ditransmisikan oleh suatu neuron ke neuron lain (stuart &laraia,2005). Neurotransmitter yang sangat berhubungan dengan depresi adalah noreprineprin,dopamine,serotonin,acetilkolin seperti:


a) Noreprineprin ( Boyd & Nihart,1998; suliswati,2002) berfungsi untuk kesiagaan, pusat perhatian dan orientasi ;proses pembelajaran dan memori. Jika terjadi penurunan kadar noreprineprin akan dapat mengakibatkan kelemahan dan peningkatan harga diri rendah sehingga perilaku yang ditampilkan pasien cenderung negative.


b) Serotonin ( Boyd & Nihart,1998) berperan sebagai pengontrol nafsu makan ,tidur ,alam perasaaan ,halusinasi,persepsi nyeri,muntah. Serotonin dapat mempengaruhi fungsi kognitif (alam pikir),efektif (alam perasaan ) dan psikomotor (perilaku) (Hawari,2001) jika mengalami penurunan akan mengakibatkan kecenderungan harga diri rendah kronis semakin besar karena pasien lebih dikuasai oleh kognitif-kognitif negative dan rasa tidak berdaya.


c) Acetycholine (Ach) ( Boyd & Nihart,1998) berperan penting untuk belajar dan memori. Jika terjadi peningkatan kadar acetycholine akan menurunkan atensi mood , sehingga pada pasien dengan harga diri rendah dapat kita lihat adanya gejala kurangnya perhatian dan malas dalam beraktifitas.


d) Dopamine fungsinya mencakup regulasi gerak dan kordinasi, emosi, kemampuan pemecahan masalah secara volunteer ( Boyd & Nihart,1998;suliswati,2002). Transmisi dopamine berimplikasi pada penyebab gangguan emosi tertentu. Disamping itu pada pasien skizoprenia menurut hawari (2001) dopamine dapat mempengaruhi fungsi kognitif (alam pikir), efektif (alam perasaan )dan psikomotor (perilaku ). Kondisi ini pada pasien harga diri rendah memperlihatkan adanya kognitif-kognitif negatif, pasien selalu dalam keadaan sedih berkepanjangan serta menunjukan perilaku yang menyimpang serta menarik diri dan berkemungkinan untuk melakuakan bunuh diri.


b. Faktor Psikologis


Harga diri rendah sangat berhubungan dengan pola asuh dan kemampuan individu menjalankan peran dan fungsi. Penilaian individu terhadap diri sendiri karena kegagalan menjalankan fungsi dan peran.termasuk dalam harga diri rendah situasional. Harga diri rendah situasional merupakan pengembangan persepsi negatif tentang dirinya sendiri pada suatu kejadian (NANDA,2011). Jika lingkungan tidak meberikan dukungan positif atau justru menyalahkan individu dan terjadi secara terus menerus akan mengakibatkan individu mengalami harga diri rendah kronis.


Harga diri rendah kronis terjadi diawali dari individu berada pada suatu situasi yang penuh dengan stressor (krisis),individu berusaha menyelesaikan krisis tetapi tidak tuntas sehingga timbul kognitif bahwa diri tidak mampu atau merasa gagal menjalankan fungsi dan peran. Haraga diri rendah juga merupakan komponen episode mayor, dimana aktifitas merupakan bentuk hukuman atau punishment (Stuart & laraia,2005). Harga diri rendah merupakan suatu kesedihan atau perasaan duka berkepanjangan (Stuart&sundeen 2009).


Harga diri rendah adalah emosi normal manusia, tapi secara klinis dapat bermakna patologik apabila memgaganggu prilaku sehari-hari, menjadi pervasive dan muncul bersama penyakit lain. Hal-hal yang dapat mengakibatkan individu mengalami harga diri rendah kronis (Stuart&sundeen 2009). Meliputi penolakan orang tua ,harapan orang tua yang tidak realistis,orang tua yang tidak percaya pada anaknya,tekana teman sebaya, kurnag mempunyai tanggung jawab personal, ketergantungan pada orang lain dan ideal diri yang tidak realistik.






c.Faktor social dan kultural


secara social status ekonomi sangat mempengaruhi proses terjadinya harga diri rendah. Dimana dalam kehidupan sehari-hari anak tumbuh kembang di tiga tempat,yaitu Rumah (keluarga),di sekolah (lembaga pendidikan ) dan dilingkungan masyarakat socialnya (Hawari,2011). Kondisi social dimasing-masing tempat tempat tersebut akan berinteraksi satu dengan yang lainnya dan mempengaruhi tumbuh kembang anak.


Lingkungan keluarga, sekolah ataupun pergaulan sosialnya kondusif (membuat pengaruh yang baik) maka perkembangan jiwa/ kepribadian anak akan kearah yang baik dan sehat akan semakin besar. Sebaliknya bila lingkungan tersebut tidak kondusif maka akan beresiko terganggunya perkembnagan jiwa /kepribadian anak. Contoh masalah social yang dapat menimbulkan harga diri rendah, antara lain kemiskinan,tempat tinggal daerah kumuh dan rawan kriminalitas.dimana menurut hawari(2001) rasa tidak aman dan tidak terlindung membuat jiwa seseorang tercekam sehingga mengganggu ketenangan dan ketentraman hidup yang lama kelamaan daya tahan seseorang menurun hingga mengalami gangguan. Tuntutan peran sesuai kebudayaan juga sering meningkatkan kejadian harga diri rendah kronis antara laian :wanita sudah harus menikah jika umur mencapai dua puluhan, perubahan kultur kea rah gaya hidup individualisme.


2.Faktor presipitasi


Seluruh factor predisposisi yang dialami pasien akan menimbulkan harga diri rendah setelah adanya factor presipitasi yang berasal dari dalam diri sendiri ataupun dari luar,antara lain ketegangan peran,konflik peran, peran yang tidak jelas, peran berlebihan, perkembang transisi ,situasi transisi peran dan transisi peran sehat sakit (Stuart&Laraia, 2005).


Factor prepitasi merupakan stimulus yang dapat berupa perubahan, ancaman dan kebutuhan individu, memerlukan energy yang berlebihan yang mengeluarkan suatu bentuk keteganagan dan stress (Cohen,2000 dalam stuart & Laraia,2005).


Factor pencetus ini telah dialami dalam waktu yang lama oleh pasien. Lama kelamaan pasien kehilangan kemampuan untuk mengatasi factor pencetus tersebut.


a. Trauma : penganiayaan seksual dan psikologis atau menyaksikan peristiwa yang mengancam kehidupan.


b. Ketegangan peran : berhubungan dengan peran dan posisi yang diharapkan dan individu mengalaminya sebagai frustasi.


1) Transisi peran perkembangan :perubahan normative yang berkaitan dengan pertumbuhan.


2) Transisi peran situasi: terjadi dengan bertambahnya atau berkurangnya anggota keluarga melalui kelahiran atau kematian.


3) Transisi peran sehat sakit:sebagai akibat pergeseran dari keadaan sehat dan keadaan sakit. Transisi ini dapat dicetuskan oleh kehilangan bagian tubuh;perubahan ukuran,bentuk,penampilan, atau fungsi tubuh;perubahan fisik yang berhubungan dengan tumbuh kembang normal ; prosedur medis dan keperawatan.


Kemampuan dan strategi dalam menghadapi perubahan yang dialami sebelum terjadi harga diri rendah disebut mekanisme koping.mekanisme koping jangka pendek yang bias dilakukan pasien harga diri rendah adalah kegiatan yang dilakukan untuk lari sementara dari krisis,misalnya pemakaian obat-obatan, kerja keras, nonton tv terus menerus. Hal ini digunakan untuk mencegah kecemasan dan ketidak tentuan dari kebingungan identitas((Stuart& Laraia 2005). Kegiatan mengganti identitas sementara, misalnya ikut kelompok social,keagamaan dan politik. Kegiatan memberi dukungan sementara,seperti mengikuti suatu kompetisi atau kontes popularitas. Kegiatan mencoba menghilangkan anti identitas sementara, seperti penyalagunaan obat-obatan.jika mekanisme koping jangka pendek tidak member hasil yang diharapkan individu akan mengembangkan mekanisme koping jangka panjan, antara lain menutup identitas,dimana pasien terlalu cepat mengadopsi identitas yang disenangi dari orang-orang yang berarti tanpa mengindahkan hasrat,aspirasi atau potensi diri sendiri. Identitas negatif , dimana asumsi yang bertentangan dengan nilai dan harapan masyarakat, sedangkan mekanisme pertahanan ego yang sering digunakan adalah fantasi,regresi,disasoisasi,isolasi,proyeksi,mengalihkan marah terbalik pada diri sendiri dan orang lain.






3.Tanda dan gejala


Tanda dan gejala harga diri rendah (NANDA,2009 ; Stuart&sundeen 2009) merupakan perilaku yang telah di pertahankan dalam waktu yang lama atau kronik yang meliputi ungkapan negative tentang diri sendiri dalam waktu lama dan terus menerus. Perilaku yang ditampilkan berupa sikap malu/minder/rasa bersalah, kontak mata kurang /tidak ada, selalu mengatakan ketidak mampuan/ kesulitan untuk mencoba sesuatu, bergantung pada orang lain, tidak asertif,pasif dan hipoaktif.perilaku lain yang juga sering muncul seperti mengkritik diri sendiri dan atau orang lain,gangguan dalam berhubungan, rasa diri penting berlebihan, mudah tersinggung atau marah yang berlebihan,ketegangan peran yang dirasakan, pandangan hidup yang pesimis,khawatir,bimbang dan ragu-ragu,menolak umpan balik positif dan membesarkan umpan balik mengenai dirinya serta ada juga yang menyalagunakan zat.


Menurut westermeyer (2006), empat area gejala umum yang menunjukan masalah harga diri rendah:





a. Fisik


Respon fisiologis tersebut merupakan tanggapan dari fisik seseorang yang dirasakan dan mempengaruhi fungsi tubuh. Tanda dan gejala dari respon fisiologiterhadap penurunan harga diri antara lain penurunan energy,lemah ,agitasi,penurunan libido,insomnia/hipersomnia,penurunan / peningkatan nafsu makan,anoreksia,sakit kepala,(westermeyer,2006; Stuart&sundeen 2005).kondisi ini akan menunjukan perilaku yang maladptif pada pasien dimana pasien akan malas beraktivitas,lebih banyak tidur sehingga kurang berinteraksi dengan orang lain.


b. Kognitif


Menurut stuart and Laraia (2005) kognitif adalah tindakan atau proses dari pengetahuan.proses ini di perlukan dan memungkinkan mengetahui kondisi otak untuk proses informasi dalam hal ketelitian, penyimpanan dan keterangan.seseorang dengan skizoprenia sering kali tidak sanggup untuk menghasilkan logika berfikir yang kompleks dan mengungkapkan kalimat yang berhubungan karena neurotransmitter dalam memproses system informasi memerlukan pengorganisasian dari input sensori dengan proses otak untuk respon prilaku. Input sensori dari kedua persaan internal dan eksternal menyaring kesesuaian untuk perhatian seseorang, kemampuan untuk mengingat, belajar deskriminasi,menafsirkan dan pengorganisasian informasi.terjadinya penurunan kemampuan kognitif menurut Laeckenote (1996) adalah karena factor neuroanatomic, psikologis, lingkungan dan factor lain dan kejadian.


Kognitif yang sering muncul pada pasien dengan masalah harga diri rendah (Stuart&Laraia 2005; Boyd &Nirhart, 1998)adalah :


1) Bingung


Kebingungan adalah kumpulan prilaku termasuk tidak adanya perhatian dan pelupa, perubahan perilaku seperti agersif,bimbang,delusi (efek dari perilaku) dan ketidak mampuan atau kegagalan dalam kegiatan sehari-hari (deficit perilaku) (deficit perilaku) (Metha ,yaffe,and convinsky,2002 dalam stuart & Laraia,2005) biasanya kebingungan tidak spesifik digunakan untuk istilah apatis (Tidak menghiraukan)menarik diri atau pasien tidak kooperatif.


Beberapa kategori pasien menyatakan kebingungan merupakan masalah pasien,seperti pasien dengan masalah komunikasi( menelan pembicaraan ,ketidakmampuan mengekspresikan pembicaraan ) ,pasien menolak nilai personal orang lain, pasien yang sedih, pasien yang tidak sehat.kondisi ini penting untuk perawat secara spesifik ketika berhubungan dengan pasien yang mengalami kebingungan.


2) kurang memori dalam jangka waktu panjang / pendek memori meliputi kemampuan untuk mengingat atau meniru terhadap pelajaran atau pengalaman.kerusakan memori merupakan cirri-ciri dari beberapa kekacauan kognitif dan dimensia khusus( Boyd & Nihart,1998),kerusakan memori menurut mohr,2006 adalah ketidak mampuan mempelajari informasi baru(memori jangka pendek) dan ketidak mampuan mengingat informasi yang sudah lama (memori jangka panjang). Gangguan memori berhubungan dengan kerusakan social atau fungsi pekerjaan.dan kemunduran dari fungsi sebelumnya.


Kerusakan dari orientasi, memori dan berfikir secara abstrak serta orientasi dapat diobservasi.orientasi waktu,tempat dan orang merupakan gejala sisa yang relative lengkap kecuali kalau pasien memenuhinya secara khusus. Semua aspek memori berpengaruh dalam skizoprenia atau untuk mengingat kembali infomasi baru yang di pelajari.


3) Kurangnya perhatian


Perhatian merupakan proses mental yang kompleks yang meliputi konsentrasi seseorang terhadap aktivitas yang dialakuakan(Boyd & Nihart,1998) menurut stuart dan Laraia,2005 perhatian adalah kemampuan untuk memfokuskan kegiatan pada satu aktivitas dan sikap konsentrasi secara terus menerus.


Kekacauan perhatian menurut stuart dan Laraia,2005 adalah kerusakan dalam kemampuan untuk menunjukan perhatian,mengamati, memfokuskan dan konsentrasi terhadap realita ekternal. Gangguan perhatian merupakan keadaan yang biasa ditemuakan pada kasus skizoprenia dan terdapat kesukaran dalam menghadapi tugas yang kompleks,kesulitan konsentrasi pada pekerjaan dan mudah beralih perhatian/kekacauan kognitif. Kekacauan kognitif berhubungan dengan mudah menarik perhatian pasien dari stimulus eksternal yang tidak relevan seperti kegaduhan,mengeluarkan buku dari rak buku dan orang yang lewat,kondisi lainya. Pasien memiliki pengalaman halusinasi pendengaran yang sering mengalihkan perhatian mereka hingga menimbulkan masalah dengan perhatian.


Kerusakan perhatian tersebut tidak kostan dan berfluktuasi (naik turun) tergantung pada kehendak aktivitas otak.kondisi ini banyak menyebabkan pasien merasa frustasi,dan mereka sering complain tentang ketidak mampuan melaksanakan tugas yang komplek karena mereka merasa kognitif saya menyimpang. Perawat akan siap untuk mengambil alih tugas mereka dan perawat juga membutuhkan pengulangan yang sering dalam waktu yang pendek untuk melatih pasien melaksanakan tugas mereka secara bertahap.


4) Merasa putus asa


Keputusasaan merupakan kondisi subjektif dimana individu melihat tidak adanya atau terbatasnya alternatif pribadi yang tersedia dan ketidakmampuan untuk memobilisasi energi untuk kepentingan sendiri. Seseorang yang mengalami keputusasaan dapat disebabkan karena tertinggal dari orang lain,stress berkepanjangan,kegagalan dan pembatasan aktivitas.karakteristik yang terlihat pada pasien dengan putus asa adalah: miskin bicara,suka mengeluh,kontak mata buruk, nafsu makan menurun, respon menurun, aktivitas tidur berkurang atau meningkat, tidak ada inisiatif dan menolak pembicaraan.


5) Merasa tidak berdaya


Ketidak berdayaan merupakan persepsi tingkah laku seseorang,tidak akan mempengaruhi hasi,atau kurangnya kontrol selama situasi tetap atau kejadian yang mendadak, ketidak berdayaan seseorang dapat terlihat dari gejala : ekspresi tidak menentu dan ragu-ragu,pasif,tidak ada berpartisipasi,ketergantungan pada orang lain,tidak mampu mengekspresikan perasaan yang benar dan tidak mampu mencari informasi selama perawatan.


6) merasa tidak berharga/berguna


Keyakinan seseorang terhadap kasih saying,kemampuan,perasaan diterima,dan perasaan diperlukan bagi orang lain dan merasa berguna dari perhatian dan respon yang ditunjukan orang lain (Boyd & Nihart,1998).






Theory of reasoned yang dikemukakan oleh Ajzen dan Fishbein (1980) yang menekankan bahwa proses kognitif sebagai dasar bagi manusia untuk memutuskan prilaku apa yang akan diambilnya,yang secara sistematis memanfaatkan informasi yang tersedia disekitarnya(wismanto, http://www.unica.ac.id fakultas/psikologi/artikel/bm-1 tanggal diperoleh tanggal 22 mei 2006). Hal ini berarti bahwa kognitif seseorang akan menentukan prilaku orang tersebut.





c. Perilaku


perilaku adalah respon individu terhadap stimulus baik yang berasal dari luar maupun dalam dirinya (Matra,1997). Menurut Notoadmodjo ,(2010) perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas manusia , baik yang dapat diamati langsung ,maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar. Perilaku atau aktivitas individu tidak muncul dengan sendirinya tetapi sebagai akibat dari stimulus yang diterima oleh individu yang bersangkutan baik dari stimulus eksternal maupun internal . Skiner,( 1938 dalam Notoatmodjo ,2010) mengemukakan bahwa perilaku merupakan respon s atau reaksi seseorang terhadap stimulus ( rangsangan dari luar). Sunaryo (2004) bahwa perilaku adalah aktivitas yang timbul dari stimulus dan respons serta dapat diamati secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena perilaku ini terjadi karena proses adanya stimulus terhadap organisme, dan kemudian organisme tersebut merespon.


Pada pasien dengan masalah harga diri rendah perilaku yang ditampilkan maladaptif seperti :





1. Kurang aktivitas dan menurunnya aktivitas yang menyenangkan.


Aktivitas sehari-hari adalah keterampilan yang penting untuk kehidupan sendiri , seperti pekerjaan rumah tangga, belanja, menyiapkan makanan, mengelola uang dan kebersihan diri. Tujuan utam dati rehabilitasi seseorang adalah untuk membantu individu untuk mengembangkan kemandirian keterampilan hidup( Stuart & Laraia, 2005).


2. Menarik diri


Menurut keliat dkk,(2010) menarik diri merupakan suatu keadaan dimana seseorang individu mengalami penurunan atau bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain di sekitarnya . pasien mungkin merasa ditolak, tidak diterima, kesepian dan tidak mampu membina hubungan yang berarti dengan orang lain, karakteristik pasien yang menarik diri adalah perasaan kesepian atau ditolak oleh orang lain, merasa tidak aman berada dengan orang lain,merasa bosan dan lambat menghabiskan waktu, tidak mampu berkonsentrasi dan membuat keputusan, merasa tidak berguna dan tidak yakin dapat melangsungkan hidup.


3. Kurang sosialisasi/ kurang keterampilan bersosialisasi


Stuart & Laraia (2005) menjelaskan bahwa sosialisasi adalah kemampuan seseorang untuk lebih kooperatif dan saling ketergantungan dengan orang lain. Kondisi ini dipengaruhi oleh fungsi otak karena masalah dengan orang lain kita harus memahami konsekuensi hubungan dari respon neuro biologik yang maladaptif. Masalah sosial sering menjadi sumber utama perhatian pemberi keluarga dan pemberi pelayanan kesehatan karena efek nyata dari penyakit yang sering menonjol dari segala yang berhubungan dengan kogitif dan persepsi.


Masalah sosial dihasilkan secara langsung atau tidak langsung dari penyakit . efek langsung terjadi ketika seseorang melakukan pencegah dari masalah sosialisasi dengan menerima norma sosial kultural atau ketika motivasi memburuk yang merupakan hasil dari menarik diri dari lingkungan sosial dan isolasi dari aktivitas kehidupan . perilaku langsung disebabkan karena masalah ketidakmampuan komunikasi dengan baik, kehilangan gerak dan minat, keterampilan sosial memburuk kebersihan diri yang jelek dan paranoid.


Efek tidak langdung dari sosialisasi adalah konsekuensi kedua dari penyakit . sebagai contoh adalah menurunnya harga diri yang berhubungan dengan kurang baik nya prestasi akademik dan sosial . ketidaknyamanan sosial dan hasil isolasi sosial lebih lanjut menunjukan hubungan yang signifikan. Masalah spesifik dalam pengembangan hubungan temasuk hubungan sosial yang tidak pantas, tidak memihak dalam aktivitas rekreasi, perilaku sosial yang tidak pantas, stigma yang berhubungan dengan menarik diri dari teman, keluarga dan kelompok.


4. Merusak diri( menciderai diri) / resiko bunuh diri


Menciderai diri yaiitu aniaya diri , agresif diri yang di arahkan pada diri sendiri, cidera yang membebani diri dan mutilasi diri. Bentuk umum perilaku menciderai diri yaitu: malukai dan membakar kulit, membenturkan kepala atau anggota tubuh, melukai anggota tubuh nya sedikit demi sedikit dan atau menggigit jarinya.


Resiko bunuh diri merupakan keadaan dimana individu mengalami resiko untuk menyakiti dirinya sendiri / melakukan tindakan yang dapat mengancam kehidupan . perilaku destruktif diri langsung mencakup setiap bentuk aktivitas bunuh diri, niat nya adalah kematian dan individu menyadari hal ini sebagai hasil yang diinginkan( Stuart & Laraia, 2005).






d. Afek


afek merupakan sifat emosional yang nyata ( Stuart& Laraia,2005) gambaran emosi yang sering kita temui pada pasien harga diri rendah( Stuart& Laraia, 2005; Westermeyer, 2006) adalah kemarahan , kecemasan , rasa kesal, murung, ketidakberdayaan, keputusasaan , kesepian dan kesedihan , merasa berdosa dan kurang motivasi.






4. Penilaian Stressor


Apapun masalah dalam konsep diri dicetuskan oleh stressor psikologis, sosiologis, atau fisiologis, elemen yang penting adalah persepsi pasien tentang ancaman.






5. Sumber Koping


Semua orang ,tanpa memperhatikan gangguan perilakunya mempunyai beberapa bidang kelebihan personal yang meliputi:


a. Aktivitas olahraga dan aktivitass diluar rumah


b. Hobi dan kerajinan tangan


c. Seni yang ekspresif


d. Kesehatan dan perawatan diri


e. Pendidikan atau pelatihan


f. Pekerjaan , vokasi atau posisi


g. Bakat tertentu


h. Kecerdasan


i. Imajinasi dan kreativitas


j. Hubungan interpersonal






6. Mekanisme Koping


Mekanisme koping termasuk peertahanan koping jangka penfek atau jangka panjang atau penggunaan mekanisme pertahanan ego untuk melindungi diri sendiri dalam menghadapi persepsi yang menyakitkan . pertahanan jangka pendek mencakup:


a. Aktivitas yang memberikan pelarian sementara dari krisis identitas diri( misal:konser musik, bekerja keras, menontoon televisi secara obsesif)


b. Aktivitas yang memberi identitas pengganti sementara( misal: ikut serta dalam klub sosial, agama , politik ,kelompok, gerakan , atau geng)


c. Aktivitas sementara yang menguatkan atau meningkatkan perasaan diri yang tidak menentu( misal: olahraga yang kompetitif, prestasi akademik, kontes untuk mendapatkan popularitas)



Pertahanan jangka panjang mencakup:


a. Penutupan identitas


Adopsi identitas prematur yang di inginkan oleh orang terdekat tanpa memperhatikan keinginan , aspirasi atau potensi diri individu.


b. Identitas negatif


Asumsi identitas yang tidak sesuai dengan nilai dan harapan yang diterima masyarakat.


Mekanisme pertahanan ego termasuk penggunaan fantasi, disosiasi,isolasi, proyeksi, pengalihan(displacement), spliting, berbalik marah terhadap diri sendiri dan amuk.






C. MASALAH KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL


Diagnosis keperawatan NANDA( dalam Stuart ,2009) yang berhubungan dengan respon konsep diri yang maladaptif


1. Gangguan penyesuaian


2. Ansietas


3. Gangguan citra tubuh*


4. Hambatan komunikasi verbal


5. Ketidakefektifan koping


6. Keputusasaan


7. Gangguan identitas


8. Resiko kesepian


9. Ketidakberdayaan


10. Resiko ketidakberdayaan


11. Ketidakefektifan performa peran*


12. Defisit perawatan diri


13. Resiko harga diri rendah situasional


14. Harga diri rendah situasional*


15. Gangguan persepsi sensori


16. Ketidakefektifan pola seksualitas


17. Hambatan interaksi sosial


18. Isolasi sosial


19. Distress spritual


20. gangguan proses pikir


21. resiko perilaku kekerasan terhadap diri sendiri


*Diagnosa keperawatan utama untuk perubahan konsep diri






D. DATA YANG PERLU DI KAJI




MASALAH KEPERAWATAN


DATA YANG PERLU DI KAJI



Harga Diri Rendah


Subjektif :


Pasien mengungkapkan tentang:


1. hal negatif diri sendiri atau orang lain


2. perasaan tidak mampu


3. pandangan hidup yang pesimis


4. penolakan terhadap kemampuan diri






objektif :


1. penurunan produktivitas


2. tidak berani menatap lawan bicara


3. lebih banyak menundukan kepala saat berinteraksi


4. bisaca lambat dengan nada suara lemah







E. DIAGNOSA KEPERAWATAN


Diagnosa keperawatan: Harga diri rendah


Diagnosa medis : depersi









G. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

PERTEMUAN

PASIEN

KELUARGA


- identifikasi kemampuan melakukan kegiatan dan bantu aspek positif pasien( buat daftar kegiatan)


- bantu pasien menilai kegiatan yang dapat di lakukan saat ini( pilih dari daftar kegiatan); buat daftar kegiatan yang dapat dilakukan saat ini


- bantu pasien memilih kegiatan yang dapat di latih saat ini


- latih kegiatan yang di pilih( alat dan cara melakukan nya)


- masukan pada jadwal kegiatan untuk latihan 2 kali perhari



- evaluasi kegiatan pertama dan kedua yang telah dilatih dan berikan pujian


- bantu pasien memilih kegiatan ketiga yang akan di latih


- latih kegiatan ketiga(cara dan alat)


- masukan pada jadwal kegiatan untuk latihan 3 kegiatan masing-masing 2x/hari

- evaluasi kegiatan pertama, kedua dan ketiga yang telah dilatih dan beri pujian


- bantu pasien memilih kegiatan keempat yang akan dilatih


- latih kegiatan keempat (cara dan alat)


- masukan pada jadwal kegiatan harian 4 kegiatan masing-masing 2x/hari



- evaluasi kegiatan latihan dan memberi pujian


- latih kegiatan di lanjutkan sampai tak terhingga


- nilai kemampuan yang telah mandiri


- nilai apakah harga diri pasien menigkat

- diskusikan masalah yang dirasakan dalam merawat pasien


- jelaskan pengertian , tanda gejala, dan proses terjadinya harga diri rendah ( gunakan booklet)


- jelaskan cara merawat harga diri rendah terutama memberikan pujian semua hal positif pada pasien


- latih keluarga memberi tenggung jawab kegiatan pertama yang dilatih pasien; bimbing dan beri pujian


- anjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan memberi pujian



- evaluasi kegiatan keluarga dalam membimbing pasien melaksanakan kegiatan pertama yang dipilih dan latih pasien. Beri pujian


- bersama keluarga melatih pasien dalam melakukan kegiatan kedua yang di pilih pasien


- anjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan memberi pujian

- evaluasi kegiatan keluarga dalam membimbing pasien melaksanakan kegiatan pertama dan kedua yang dipilih dan dilatih pasien. Beri pujian


- bersama keluarga melatih pasien dalam melakukan kegiatan ketiga yang di pilih pasien


- anjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan beri pujian

- evaluasi kegiatan keluarga dalam membimbing pasien melaksanakan kegiatan pertama, kedua dan ketiga yang dipilih dan dilatih pasien. Beri pujian


- bersama keluarga melatih pasien dalam melakukan kegiatan keempat yang di pilih pasien


- jelaskan follow up ke RSJ/PKM tanda kambuh, rujukan


- anjurkan membantu pasien sesuai jadawal dan beri pujian


- evaluasi kegiatan keluarga dalam membimbing pasien melaksanakan kegiatan yang dipilih dan dilatih pasien. Beri pujian


- nilai kemampuan keluarga membimbing pasien


- nilai kemampuan keluarga melakukan kontrol ke RSJ/PKM

I. Intervensi Spesialis


a. Terapi individu : terapi kognitif, CBT,, gestaltpenghentian pikiran


b. Terapi kelompok :Logoterapi, Terapi suportif


c. Terapi Keluarga : Terapi sistem keluarga, Psikoedukasi


d. Terapi Komunitas : Assertive Community Terapy (SAK FIK-UI,2014)


BAHAN BACAAN


Balitbang Depkes,(2008), kebijakan dan strategi pembangunan kesehatan jiwa, Departemen Kesehatan RI ,Jakarta.


Hawari,D, 2007, Standar Aauhan Keperawatan : Spesialis Keperawatan Jiwa , Workshops ke-7, Fakultas Ilmu Keperawatan , Universitas Indonesia ,Jakarta


Keliat, B.A., & Akemat.(2010). Model Praktek Keperawatan Profesional. Jakarta. EGC


Nanda,(2011). Nursing Diagnoses: Definition & Classification 2009-2011. Philadelphia: NANDA Internasional


Notoatmodjo ,s. (2010) Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku :Jakarta Rineka Cipta


Stuart,G.W. & Laraia ,M.T. (2005) Principles an Practice of Psichiatric Nursing , 8th ed: Misouri: Mosby,Inc


Stuart,G.W. (2009) Principles an Practice of Psichiatric Nursing , 9th ed: Misouri: Mosby,Inc


Townsend ,M.C.(2009). Psychiatric Mental Health Nursing Concept Of Care in Evidence-Based Practice. 6th ed. Philadelphia:F.A. Davis Company

Tidak ada komentar: