LP (Laporan Pendahuluan) Keperawatan Lengkap

Kumpulan Laporan Pendahuluan Keperawatan, Asuhan Keperawatan Lengkap,SAP Dan Leaflet, Tugas-Tugas Kuliah Keperawatan Lainnya

24/04/17

CONTOH SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN LAMANYA RAWAT INAP PASIEN LAPARATOMI DI RUMAH SAKIT UMUM PRINGSEWU TAHUN 2016


BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Rumah sakit adalah sebagai pemberi fasilitas pelayanan kesehatan yang menyediakan pelayanan medik umum dan pelayanan medik bedah. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatal;n masyarakat (Permenkes 2014). Salah satu Tindakan medik bedah di rumah sakit dengan frekuensi yang cukup tinggi adalah operasi laparotomi baik elektif maupun emergensi (Yuwono, 2013).
WHO menunjukkan bahwa selama lebih dari satu abad, perawatan bedah telah menjadi komponen penting dari perawatan kesehatan diseluruh dunia. (Hasri dalam Astriani 2014). Data Tabulasi Nasional Departemen Kesehatan Republik Indonesia tahun 2009, menjabarkan bahwa tindakan bedah menempati urutan ke 11 dari 50 pola penyakit di Indonesia dengan persentase 12,8 % dan diperkirakan 32% diantaranya merupakan bedah laparatomi (Astriani, 2014).
Menurut Tarmidzi (2013) jumlah pembedahan laparatomi di Indonesia tiap tahun semakin meningkat. Dari data rekam medik rumah sakit cipto mangunkusumo (RSCM) per tahun nya pembedahan laparatomi kurang lebih 876 kasus pada tahun 2013, sedangkan di Rumah Sakit Adam Malik Medan jumlah pembedahan abdomen (laparatomi) kurang lebih 182 kasus pertahun.
Menurut Hitesh et al (2005) banyak faktor yang memperlambat penyembuhan luka insisi laparatomi seperti gangguan pada penyembuhan pada orang anemia, luka akan cenderung terbuka lebar dan mengalami penyembuhan luka yang buruk. Kemudian pada pasien Hipoproteinemia akan mengalami fase inflamsi yang berkepanjangan dan mengganggu fibroplasi, proteoglikan dan sintetis neoangiogenesis dan renovasi luka. Selain itu pasien  obesitas, diabetes, hipertensi, herniasi juga akan mengalami penyembuhan yang lama.
Hospitalisasi adalah sebagai keadaan yang memaksa sesorang untuk menjalani rawat inap dirumah sakit untuk menjalani pengobatan maupun terapi yang dikarenakan klien tersebut mengalami sakit. Hospitalisasi merupakan perawatan yang dilakukan dirumah sakit dan dapat menimbulkan trauma dan stres pada klien yang baru mengalami rawat inap dirumah sakit.. Pengalaman hospitalisasi dapat mengganggu psikologis seseorang terlebih bila seseorang tersebut tidak dapat beradaptasi dengan lingkungan barunya dirumah sakit. Hospitalisai juga dapat menyebabkan kecemasan dan stres pada semua tingkat usia (Junaidi, 2013).
Keadaan hospitalisasi yang penuh dengan tekanan psikologis keluarga menjadi salah satu faktor yang sangat berpengaruh dalam kesembuhan anggota keluarganya.  Menurut Friedman, (2010), dalam pangestika, (2015), bentuk dukungan keluarga dapat berupa dukungan emosional, dukungan informasi, dukungan instrumental, dan dukungan penilaian. Lama hari rawat merupakan salah satu indikator mutu pelayan medis yang di berikan oleh rumah sakit kepada pasien (qauality of patient care) (DepKes, 2015).
Dukungan keluarga dalam proses hospitalisasi bermanfaat bagi penyembuhan pasien dan dapat mempersingkat lama rawat inap di rumah sakit. Kurangnya dukungan keluarga akan menyebabkan masalah masalah bagi pasien. Salah satu fenomena yang nyata akibat kurangnya dukungan keluarga terhadap pasien terjadi di salah satu rumah sakit di propinsi lampung, yaitu kasus pembuangan pasien laki-laki berumur 64 tahun pada bulan februari 2014 oleh pihak rumah sakit, karena pasien tersebut tidak pernah di jenguk dan di urus oleh keluarganya. Hal ini bukan pertama kali terjadi membuang pasien yang tidak punya keluarga tapi sudah berulangkali namun baru kali ini pasien yang di buang meninggal dunia. Kasus lain adalah Darno dibuang karena suka berteriak-teriak sehingga mengganggu pasien lainnya dan Darno juga tidak memiliki keluarga (postkotanews.com,2016).
Dukungan keluarga dapat mempengaruhi kesehatan fisik dan fisiologis anggota keluarganya (Friedman, 2010). Menurut Stuart (2014) pasien yang dirawat dan memiliki dukungan keluarga akan mempersingkat rawat inap pasien dibandingkan pasien yang tidak mendapatkan dukungan keluarga jenis dukungan yang diberikan keluarga berupa memberikan perhatian, kasih ssayang dan empati. Adapun dukungan keluarga seperti dukungan emosional merupakan brentuk atau jenis dukungan yang diberikan keluarga berupa memberikan perhatian, kasih sayang dan empati. Dukungan informsi, merupakan suatu dukungan atau bantuan yang diberikan oleh keluarga dalam bentuk memberikan saran atau maasukan, nasihat atau arahan dan informasi-informasi penting yang sangat dibutuhkan dalam upaya meningkatkan status kesehatannya.
Dukungan instrumental, merupakan suatu dukungan atau bantuan penuh dari keluarga dalam bentuk memberikan bantuan tenaga, dana, maupun meluangkan waktu untuk membantu atau melayani dan mendengarkan klien dalam menyampaikan perasaannya. Dukungan penilaian, merupakan suatu dukungan dari keluarga dalam bentuk memberikan umpan balik dan penghargaan dengan menunjukkan respon positif yaitu dorongan atau persetujuan terhadap gagasan, ide, atau perasaan seseorang.
Dukungan keluarga terhadap anggota keluarganya telah banyak diteliti seperti penelitian  yang dilakukan oleh Sulianto (2008) yang meneliti tentang hubungan antara dukungan sosial keluarga dengan motivasi untuk menjalani treatmen pada pendertia diabetes melitus dan didapatkan hasil bahwa ada hubungan antara dukungan sosial keluarga dengan motivasi untuk menjalani tritmen pada pasien diabetes melitus.
Pada survei pra penelitian yang dilakukan tanggal 2 November 2015 di ruang bedah Rumah Sakit Umum Pringsewu. Dari hasil wawancara terhadap 2 orang pasien dengan post operasi laparatomi mengatakan bahwa kurang mendapat perhatian dari keluarganya, mereka mengatakan selama bedrest keluarganya tidak membersihkan dirinya, keluarga juga mengatakan bahwa harus bekerja sehingga anggota keluarganya yang dirawat tidak dijaga. Keluarga juga mengatakan bingung dan tidak mengerti dengan perawatan luka laparatomi. Anggota keluarga mengharapkan dukungan atau perhatian dari keluarganya. Dukungan baik tersebut meliputi dukungan emosional, dukungan informasi, dukungan instrumental, dan dukungan penilaian Friedman, (2010 dalam Swardiman, 2011).
Dengan latar belakang di atas sangat menarik bagi peneliti untuk mengidentifikasi lebih dalam tentang hubungan antara dukungan keluarga dengan lamanya rawat inap pasien laparatomi di Rumah Sakit Umum Pringsewu tahun 2016.
B.      Rumusan Masalah
Apakah ada hubungan dukungan keluarga dengan lamanya rawat inap pasien laparatomi di  Rumah Sakit Umum Pringsewu tahun 2016 ?
C.     Tujuan Penelitian
1.      Tujuan Umum
diketahui hubungan dukungan keluarga dengan lamanya rawat inap pasien laparatomi di  Rumah Sakit Umum Pringsewu tahun 2016.
2.      Tujuan khusus.
a.       Diketahui distribusi frekuensi lama rawat pasien laparatomi di  Rumah Sakit Umum Pringsewu tahun 2016.
b.      Diketahui distribusi frekuensi dukungan keluarga pasien laparatomi di Rumah Sakit Umum Pringsewu tahun 2016.
c.       Diketahui hubungan dukungan keluarga dengann lama rawat inap pasien laparatomi di Rumah Sakit Umum Prigsewu tahun 2016
D.      Manfaat Penelitian
1.        Bagi  Peneliti
Diharapkan dapat menambah pengetahuan dan pengalaman serta wawasan peneliti tentang hubungan dukungan keluarga dengan lamanya rawat inap pada pasien laparatomi.
2.        Bagi Rumah Sakit Umum Pringsewu
Dapat menjadi bahan masukan bagi Rumah Sakit Umum Pringsewu untuk lebih mensosialisasikan perlunya dukungan keluarga terhadap anggota keluarga untuk mempercepat lama rawat di rumah sakit .
3.        Bagi Institusi Pendidikan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber pustaka bagi peneliti selanjutnya dan sebagai bahan ilmu pengetahuan dan referensi bagi mahasiswa keperawatan.
E.  Ruang Lingkup Penelitian
      Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara dukungan keluarga dengan lama rawat inap pasien laparatomi. Subjek penelitian adalah pasien post laparatomi di Rumah Sakit Umum Pringsewu Lampung. Waktu penelitian akan dilakukan pada bulan Mei 2016. Lingkup penelitian ini berada pada area Keperawatan Medikal Bedah.


Untuk melihat lebih lengkap silahkan klik link dibawah

Tidak ada komentar: