PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
BBLR termasuk faktor utama dalam
peningkatan mortalitas, morbiditas, dan disabilitas neonatus, bayi, dan anak
serta memberikan dampak jangka panjang terhadap kehidupannya di masa depan.
Kelahiran BBLR terus meningkat pertahunnya di negara maju seperti di Amerika
Serikat, sedangkan di Indonesia kelahiran BBLR justru diikuti oleh kematian
bayi (Pantiawati, 2010).
Berat Badan Lahir Rendah adalah persalinan
yang terjadi pada usia kehamilan kurang dari 37 minggu dengan perkiraan berat
janin kurang dari 2500 gram (Manuaba, 2010). Dahulu neonatus dengan berat badan
lahir kurang dari 2500 gram disebut prematur. Istilah prematuritas telah
diganti dengan BBLR karena terdapat dua bentuk penyebab kelahiran bayi dengan
berat badan kurang dari 2500 gram, yaitu karena usia kehamilan kurang dari 37
minggu, berat badan lahir rendah dari semestinya, sekalipun cukup bulan, atau
karena kombinasi keduanya (Manuaba, 2010).
Resiko persalinan prematur adalah tingginya angka kematian, selain dapat terjadi pertumbuhan mental-intelektual dan fisik yang kurang menguntungkan sehingga dapat menjadi beban keluarga, masyarakat dan Negara. Dengan demikian kelahiran prematur yang mempunyai risiko tinggi diupayakan dapat dikurangi sehingga angka kematian perinatal dapat diturunkan (Manuaba, 2010).
Salah satu indikator untuk mengetahui
derajat kesehatan masyarakat adalah angka kematian bayi. Angka kematian bayi di
Indonesia saat ini masih tergolong tinggi, ini memang bukan gambaran yang
rendah, masih terbilang tinggi bila dibandingkan di negara-negara di bagian
ASEAN, penyebab kematian bayi terbanyak adalah gangguan prenatal. Seluruh
kematian prenatal sekitar 2-27% disebabkan kelahiran bayi berat lahir rendah
(BBLR) (Kemenkes, 2009).
Menurut data United Nations Children’s Fund (UNICEF,
2009), angka kelahiran BBLR di dunia mencapai 14% . Negara-negara berkembang
menduduki angka kelahiran BBLR mencapai 15%, sedangkan negara-negara industri
maju mempunyai angka kejadian BBLR 7%.
Prevalensi BBLR menurut WHO (2010)
diperkirakan 15% dari seluruh kelahiran di dunia dengan batasan 3,3%-3,8% dan
lebih sering terjadi di Negara-negara berkembang atau sosial ekonomi rendah.
Secara statistik menunjukkan 90% kejadian BBLR didapatkan di negara berkembang
dan angka kematian 35 kali lebih tinggi dibanding pada bayi dengan berat badan
lebih dari 2500 gram. Hal ini dapat terjadi dan dapat dipengaruhi oleh beberapa
faktor seperti ibu mempunyai penyakit yang langsung berhubungan dengan
kehamilan dan usia ibu (Sartika, 2012).
Di Indonesia prevalensi bayi dengan berat
badan lahir rendah (BBLR) berkurang dari 11,1% pada tahun 2010 menjadi 10,3%
pada tahun 2013. Variasi antar provinsi sangat tinggi. Salah satu sasaran yang
ditetapkan pada Indonesia Sehat 2010 adalah menurunkan angka kematian neonatal
menjadi 125 per 100.000 kelahiran hidup dan angka kematian neonatal menjadi 16
per 100.000 kelahiran hidup. Presentase BBLR tertinggi terdapat di provinsi
Sulawesi Tengah (16,9%) dan terendah di Sumatera Utara (7,2%). Menurut kelompok
umur, persentase BBLR tidak menunjukkan pola kecenderungan yang jelas.
Persentase BBLR pada perempuan (11,2%) lebih tinggi daripada laki – laki
(9,2%). Menurut jenis pekerjaan, persentase BBLR tertinggi pada anak balita
dengan kepala rumah tangga yang tidak bekerja (11,6%), sedangkan persentase
terendah pada kelompok pekerjaan pegawai (8,3%). Persentase BBLR di pedesaan
(11,2%) lebih tinggi daripada di perkotaan (9,4%) (Riskesdas, 2013).
Berdasarkan profil dinas Provinsi Lampung,
kematian bayi terbesar terjadi pada masa bayi perinatal (0-6hari), diikuti
kematian pada masa bayi neonatal (7-28hari) dan masa bayi (>28hari-<1
tahun). Penyebab kematian bayi perinatal dan neonatal di Provinsi Lampung tahun
2012 pada dua terbesar disebabkan oleh BBLR dan asfiksia.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian
bayi dengan BBLR adalah faktor ibu, faktor janin, dan faktor lingkungan. Adapun
faktor ibu diantaranya adalah penyakit yang diderita ibu seperti preeklamsia,
faktor usia ibu, perdarahan antepartum, diabetes mellitus, dan jantung, jarak
kehamilan, sosial ekonomi, dan sebab lain. Faktor janin karena kehamilan ganda,
hidramnion, kelainan janin dan infeksi kronik. Faktor lingkungan diantaranya
dataran tinggi, daerah terkena radiasi, dan daerah terkena toksik (Manuaba,
2010).
Dari hasil pra survei yang dilakukan pada
bulan Januari di dapatkan data pada tahun 2015 yang mengalami BBLR di Ruang
Perinatologi RSUD Pringsewu sebanyak 189 bayi dari 778 bayi yang ada di ruang
Perinatologi pada tahun 2015.
Berdasarkan data diatas, peneliti tertarik
untuk melakukan penelitian tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan
kejadian bayi dengan berat badan lahir rendah di Rumah Sakit Umum Daerah
Pringsewu.
1.2.Rumusan Masalah
Berat Badan Lahir Rendah adalah bayi baru
lahir yang berat badan lahirnya pada saat kelahiran kurang dari 2500 gram.
Risiko persalinan prematur adalah tingginya angka kematian, selain dapat
terjadi pertumbuhan mental-intelektual dan fisik yang kurang menguntungkan
sehingga dapat menjadi beban keluarga, masyarakat dan negara. Dengan demikian
kelahiran prematur yang mempunyai risiko tinggi diupayakan dapat dikurangi
sehiingga angka kematian perinatal dapat diturunkan. Faktor-faktor yang
mempengaruhi kejadian bayi dengan BBLR adalah faktor ibu, faktor janin, dan
faktor lingkungan. Adapun faktor ibu diantaranya adalah penyakit yang diderita
ibu seperti preeklamsia, faktor usia ibu, peedarahan antepartum, diabetes
mellitus, dan jantung, jarak kehamilan, sosial ekonomi, dan sebab lain. Faktor
janin karena kehamilan ganda, hidramnion, kelainan janin dan infeksi kronik.
Faktor lingkungan diantaranya dataran tinggi, daerah terkena radiasi, dan
daerah terkena toksik.
Dari pernyataan diatas, maka rumusan
masalahnya yaitu Faktor – faktor apa saja yang berhubungan dengan kejadian bayi
dengan berat badan lahir rendah di Rumah Sakit Umum Daerah Pringsewu?
1.3.Tujuan Penelitian
1. Tujuan
Umum
Diketahui
faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian berat badan lahir rendah di
Ruang Perinatologi Rumah Sakit Umum Daerah Pringsewu Tahun 2016.
2. Tujuan
Khusus
a. Diketahui
distribusi frekuensi kejadian berat badan lahir rendah, preeklamsia, kehamilan
ganda, dan perdarahan antepartum di Ruang Perinatologi Rumah Sakit Umum Daerah
Pringsewu tahun 2016.
b. Diketahui
hubungan antara preeklamsi pada ibu dengan kejadian berat badan lahir rendah di
Ruang Perinatologi Rumah Sakit Umum Daerah Pringsewu Tahun 2016.
c. Diketahui
hubungan antara kejadian kehamilan ganda pada ibu melahirkan dengan kejadian
berat badan lahir rendah di Ruang Perinatologi Rumah Sakit Umum Daerah
Pringsewu Tahun 2016.
d. Diketahui
hubungan antara perdarahan antepartum pada ibu melahirkan dengan kejadian berat
badan lahir rendah di Ruang Perinatologi Rumah Sakit Umum Daerah Pringsewu
e. Diketahui
faktor yang paling berhubungan dengan kejadian berat badan lahir rendah di
Ruang Perinatologi Rumah Sakit Umum Daerah Pringsewu Tahun 2016.
1.4.Manfaat Penelitian
a. Manfaat
Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat
menambah referensi sehingga dapat memberikan tambahan ilmu dan teori bagi
mahasiswa program studi Ilmu Keperawatan khususnya mengenai faktor-faktor yang
berhubungan dengan kejadian berat badan lahir rendah.
b. Manfaat
Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat
meningkatkan pengetahuan ibu tentang kejadian berat badan lahir rendah di Rumah
Sakit Umum Daerah Pringsewu. Hasil penelitian ini juga di dapat digunakan
sebagai bahan masukan bagi pemerintah khususnya bagi Dinas Kesehatan Pringsewu
dan Rumah Sakit Umum Daerah Pringsewu dalam mengambil kebijakan mengenai
faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya berat badan lahir rendah.
1.5.Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian
kuantitatif. Desain penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional. Masalah dibatasi pada faktor-faktor ibu, perdarahan
antepartum, dan faktor kehamilan terjadinya kehamilan ganda dan preeklamsia
dengan kejadian BBLR. Subjek penelitian adalah bayi yang ada di ruang
perinatologi Rumah Sakit Umum Daerah Pringsewu. Waktu penelitian di laksanakan
pada bulan Juli tahun 2016.
untuk melihat lebih lengkap silahkan klik link dibawah
untuk melihat lebih lengkap silahkan klik link dibawah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar