LP (Laporan Pendahuluan) Keperawatan Lengkap

Kumpulan Laporan Pendahuluan Keperawatan, Asuhan Keperawatan Lengkap,SAP Dan Leaflet, Tugas-Tugas Kuliah Keperawatan Lainnya

10/03/18

CONTOH SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN TENTANG ASMA DENGAN UPAYA PENCEGAHAN KEKAMBUHAN PADA PENDERITA ASMA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEDONDONG KABUPATEN PESAWARAN TAHUN 2016



BAB I
PENDAHULUAN
A.           Latar Belakang
Pada tahun 200 SM penyakit asma dipercaya berhubungan dengan faktor emosi (PDPI, 2011). Asma merupakan penyakit inflamasi (peradangan) kronik saluran nafas yang ditandai dengan adanya mengi episodic, batuk, dan rasa sesak di dada akibat penyumbatan saluran napas, termasuk dalam kelompok penyakit saluran pernapasan kronik. Badan kesehatan dunia (WHO) pada tahun 2005 memperkirakan 100 sampai 150 juta penduduk dunia menderita asma. Bahkan jumlah ini diperkirakan akan terus bertambah hingga mencapai 180.000 orang setiap tahun (Depkes, 2009).
Menurut Global Asthma Report (2014), jumlah penderita asma di dunia sekitar 334 juta sedangkan jumlah penderita di bagian Asia sekitar 5% (16.700.000) penduduk. Menurut Teresa (2012), jumlah prevalensi tertinggi asma di Asia Tenggara dari total jumlah penduduk 1.968 juta jiwa, terdapat 11.4 juta kasus yang menderita asma dengan rata-rata prevalensi asma sekitar 5,8%. Kejadian asma paling banyak di daerah Korea dan Jepang terutama di daerah perkotaan dengan kepadatan penduduk yang tinggi. Jumlah kematian yang tinggi di Jepang termasuk disebabkan oleh angka kesakitan asma. Hal ini disebabkan keterlambatan pertolongan medis, ketidakpatuhan terhadap terapi jangka panjang dalam pengobatan asma. Polusi udara merupakan penyebab utama serangan asma berulang pada penderitanya (Mosali, 2012).
Menurut data Riskesdas (2013), prevalensi asma di Indonesia sekitar 4.5% (873.329) dari total jumlah penduduk Indonesia sebanyak 248.818.100. Prevalensi paling tinggi berada di daerah Sulawesi Tengah 7,8% (873.329), Nusa Tenggara Timur 7.3% (817.367), DI Yogyakarta 6.9%, (772.580), dan DKI Jakarta 5.2% (582.580),  sedangkan di Lampung prevalensi asma 1.6 % (179.149) dari total penduduknya. Kejadian asma tertinggi pada usia 25-34 tahun 5.7% dan 35-44 tahun 5.6% dengan prevalensi tertinggi pada perempuan 4.6% dan 4.4% pada laki-laki.
Visi Indonesia sehat 2020 adalah tercapainya hak sehat atas hidup sehat bagi seluruh lapisan masyarakat melalui sistem kesehatan yang dapat menjamin terlindungnya masyarakat dari berbagai risiko yang dapat mempengaruhi kesehatan dan tersedianya pelayanan kesehatan yang bermutu, terjangkau dan merata (Kemenkes, 2005). Visi Indonesia sehat belum dapat diterapkan, hal ini dibuktikan dengan angka kejadian berbagai penyakit yang terus meningkat prevalensinya, terutama penyakit asma.
Penyakit ini sudah dikenal di Mesir Kuno dan diobati dengan meminum ramuan dupa yang dikenal sebagai “kifi”. Penyakit ini secara resmi disebut sebagai masalah pernapasan oleh Hipokrates sekitar tahun 450 sebelum Masehi, dengan nama Yunani asthma yang berarti "terengah-engah". Penyakit ini disebabkan oleh heperaktivitas bronkus sehingga penyebab serangan ulangan pada asma dikategorikan menjadi tiga faktor yaitu, pemacu, pemicu dan pencetus. Keadaan ini perlu diketahui oleh masyarakat khususnya pada penderita untuk menghindari penurunan kualitas hidup, ekserbasi akut, hingga kematian akibat serangan penyakit ini
Kunci penatalaksanaan utama penyakit asma dalam jangka panjang adalah dengan memberikan edukasi pada penderita. Edukasi yang mencakup, urgensi kapan pasien mencari pertolongan, mengenali gejala serangan asam, mengetahui obat pelega, pengontrol, serta cara dan waktu penggunaannya, menghindari faktor pencetus, dan kontrol yang teratur (Depkes, 2009). Peningkatan pengetahuan penderita akan bermanfaat untuk menghindari kejadian serangan akut yang dapat mengakibatkan kematian.
Penelitian serupa pernah dilakukan oleh Ningrum (2012), dengan judul penelitian Hubungan Pengetahuan Tentang Asma dengan Upaya Pencegahan Kekambuhan pada Penderita Asma di Wilayah Kerja Puskesmas Gorong Gareng Taji Kabupaten Magetan. Dengan jenis penelitian kuantitatif pendekatan cross sectional  dengan populasi sebanyak 40 orang dan menggunakan teknik total populasi. Distribusi tertinggi responden menurut upaya pencegahan adalah cukup yaitu sebanyak 29 responden (62%), selanjutnya kurang sebanyak 15 responden (42%), dan distribusi paling rendah adalah baik sebanyak 3 responden (6%). Dari hasil uji statistik didapatkan p value 0,000 < α (0,05) yang berarti bahwa ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan upaya pencegahan kekambuhan penderita asma di wilayah kerja Puskesmas Gorang Gareng Taji Kabupaten Magelang.
Menurut Notoatmodjo (2007) perilaku kesehatan individu dipengaruhi oleh domain kognitif yaitu pengetahuan. Pengetahuan merupakan tindakan pasif seseorang dalam merespon terhadap sakit dan penyakit yang dialaminya.  Kurangnya pengetahuan penderita asma terhadap pencegahan kekambuhan asma berdampak pada peningkatan angka kekambuhan asma sehingga berdampak pada penurunan kualitas hidup, hambatan beraktifitas dan yang lebih fatal dapat menyebabkan coma, bahkan kematian pada penderita (Amin, 2014).
Menurut survei prapenelitian yang dilakukan tanggal 24 Maret tahun 2016 di wilayah kerja Puskesmas Kedondong diketahui jumlah penderita asma   periode Januri 2014 sampai dengan Desember  tahun 2015 sebanyak 60 orang. Kemudian dari hasil wawancara terhadap 5 orang penderita asma 4 orang mengatakan tidak tahu tentang penyakit asma. Mereka mengatakan tidak mengetahui adanya tiga faktor pemicu seperti alergen dalam ruangan, (tungau, debu rumah, binatang berbulu seperti anjing, tikus dan kucing) pemacu (disebabkan oleh Rinovirus, ozon, pemakaian obat b2 agonis seperti salbutamol terbutalin atau pirbeterol), pencetus atau semua faktor pemicu dan pemacu ditambah dengan aktivitas fisik, udara dingin. 60% (3 orang) yang menderita asma mengatakan jika terjadi serangan asma biasanya langsung membeli obat ke toko obat terdekat tetapi jika tidak ada perbaikan mereka langsung ke puskesmas untuk mendapatkan pengobatan
Hal ini menunjukkan bahwa pengetahuan tentang pencegahan faktor yang menjadi pemicu, pemacu dan pencetus penyakit ini masih sangat rendah pada penderita sehingga penderita lebih mengutamakan pengobatan yang mempunyai efek samping yang merugikan penderita seperti peningkatan risiko ekserbasi. Berdasarkan fenomena tersebut di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul hubungan pengetahuan tentang asma dengan upaya pencegahan kekambuhan pada penderita asma di wilayah kerja Puskesmas Kedondong tahun 2016.
B.            Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti merumuskan masalah penelitian sebagai berikut: “Apakah ada hubungan antara pengetahuan tentang asma dengan upaya pencegahan kekambuhan pada penderita asma di wilayah kerja Puskesmas Kedondong Kabupaten Pesawaran tahun 2016?”
C.           Tujuan Penelitian
1.        Tujuan Umum
Diketahui hubungan pengetahuan tentang asma dengan upaya pencegahan kekambuhan pada penderita asma di wilayah kerja Puskesmas Kedondong Kabupaten Pesawaran tahun 2016.
2.      Tujuan Khusus
a.         Diketahui distribusi frekuensi tingkat pengetahuan penderita asma di wilayah kerja puskesmas Kedondong Kabupaten Pesawaran tahun 2016.
b.         Diketahui distribusi frekuensi upaya pencegahan yang dilakukan penderita asma di wilayah kerja puskesmas Kedondong Kabupaten Pesawaran tahun 2016.
c.         Diketahui distribusi frekuensi tingkat pendidikan penderita asma di wilayah kerja puskesmas Kedondong Kabupaten Pesawaran tahun 2016.
d.         Diketahui  distribusi frekuensi umur penderita asma di wilayah kerja puskesmas Kedondong Kabupaten Pesawaran tahun 2016.
e.         Diketahui  hubungan antara pengetahuan tentang asma dengan upaya pencegahan kekambuhan pada penderita asma di wilayah kerja Puskesmas Kedondong Kabupaten Pesawaran tahun 2016.
D.           Manfaat Penelitian
1.        Bagi  Peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan peneliti tentangperilaku kesehatan masyarakat khususnya tentang pencegahan penyakit asma.
2.        Bagi Puskesmas Kedondong
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan pihak puskesmas sebagai bahan masukan untuk meningkatan upaya promotif dan preventif untuk mengendalikan terjadinya serangan asma.
3.        Bagi Institusi Pendidikan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber pustaka bagi peneliti selanjutnya, mengingat prevalensi asma masih mengalami peningkatan setiap tahunnya. Sehingga diharapkan dapat mengendalikan peningkatan mordibitas dan mortilitas asma khususnya di daerah provinsi Lampung.
E.            Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara pengetahuan tentang asma dengan upaya pencegahan kekambuhan pada penderita asma. Subjek penelitian adalah penderita asma di wilayah kerja Puskesmas Kedondong Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung. Waktu penelitian akan dilakukan pada bulan juli 2016. Lingkup penelitian ini berada pada area keperawatan komunitas.

Untuk melihat BAB Selanjutnya silahkan klik link dibawah

Tidak ada komentar: