LAPORAN PENDAHULUAN
PADA ANAK DENGAN TETRALOGI
FALLOT / PENYAKIT
JANTUNG BAWAAN SIANOTIK
A. PENGERTIAN
Jantung
Bawaan Sianotik (PJB-Sianotik) adalah salah satu bentuk PJB yang disertai
dengan sianosis. PJB sianotik didapatkan
kelainan struktur dan fungsi jantung sedemikian rupa sehingga sebagian atau
seluruh darah balik vena sistemik yang mengandung darah rendah oksigen kembali
beredar ke sirkulasi sistemik. Terdapat aliran pirau dari kanan ke kiri atau
terdapat percampuran darah balik vena sistemik dan vena pulmonalis. Sianosis
pada mukosa bibir dan mulut serta kuku jari tangan–kaki dalah penampilan utama
pada golongan PJB ini dan akan terlihat bila reduce haemoglobin yang beredar
dalam darah lebih dari 5 gram %.
B. ETIOLOGI
Pada
sebagian besar kasus, penyebab penyakit jantung bawaan tidak diketahui secara
pasti. diduga karena adanya faktor endogen dan eksogen. Faktor–faktor tersebut
antara lain :
Faktor
endogen :
1. Berbagai jenis penyakit
genetik : kelainan kromosom
2. Anak yang lahir sebelumnya
menderita penyakit jantung bawaan
3. Adanya penyakit tertentu
dalam keluarga seperti diabetes melitus, hipertensi, penyakit jantung atau
kelainan bawaan
Faktor
eksogen :
1. Riwayat kehamilan ibu :
sebelumnya ikut program KB oral atau suntik,minum obat-obatan tanpa resep
dokter, (thalidmide, dextroamphetamine.aminopterin,
amethopterin, jamu).
2. Ibu menderita penyakit
infeksi : rubella
3. Pajanan terhadap sinar –X
Para
ahli berpendapat bahwa penyebab endogen dan eksogen tersebut jarang terpisah
menyebabkan penyakit jantung bawaan. Diperkirakan lebih dari 90% kasus penyebab
adaah multifaktor. Apapun sebabnya, pajanan terhadap faktor penyebab harus ada
sebelum akhir bulan kedua kehamilan , oleh karena pada minggu ke delapan
kehamilan pembentukan jantung janin sudah selesai.
C.
KLASISFIKASI
1. PJB
Sianotik dengan vaskularisasi paru berkurang atau normal :
Ø Tetralogi
fallot (TF)
Ø Atresia
pulmonal (AP)
Ø Atresia
Trikuspid (AT)
Ø Anomali
Ebstein
2.
PJB Sianotik dengan vaskularisasi paru
meningkat :
Ø Anomali
Totao Drainase Vena Pulmonal (ATDVP)
Ø Ventrikel
Kanan dengan Jalan Keluar Ganda (VKAJKG)
Ø Transposisi
Arteri Besar (TAB)
Ø Trunkus
Arteriosus
Ø Ventrikel
Tunggal
Ø Hipoplasia
ventrikel kiri
D. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Pemeriksaan laboratorium
Ditemukan
adanya peningkatan hemoglobin dan hematokrit (Ht) akibat saturasi oksigen yang
rendah. Pada umumnya hemoglobin dipertahankan 16-18 gr/dl dan hematokrit antara
50-65 %. Nilai BGA menunjukkan peningkatan tekanan partial karbondioksida
(PCO2), penurunan tekanan parsial oksigen (PO2) dan penurunan PH.pasien dengan
Hn dan Ht normal atau rendah mungkin menderita defisiensi besi.
2. Radiologis
Sinar
X pada thoraks menunjukkan penurunan aliran darah pulmonal, tidak ada
pembesaran jantung . gambaran khas jantung tampak apeks jantung terangkat
sehingga seperti sepatu.
3. Elektrokardiogram
Pada
EKG sumbu QRS hampir selalu berdeviasi ke kanan. Tampak pula hipertrofi
ventrikel kanan. Pada anak besar dijumpai P pulmonal
4. Ekokardiografi
Memperlihatkan
dilatasi aorta, overriding aorta dengan dilatasi ventrikel kanan,penurunan
ukuran arteri pulmonalis & penurunan aliran darah ke paru-paru
5. Kateterisasi
Diperlukan
sebelum tindakan pembedahan untuk mengetahui defek septum ventrikel multiple,
mendeteksi kelainan arteri koronari dan mendeteksi stenosis pulmonal perifer.
Mendeteksi adanya penurunan saturasi oksigen, peningkatan tekanan ventrikel
kanan, dengan tekanan pulmonalis normal atau rendah.
E. KOMPLIKASI
1. Trombosis pulmonal
2. CVA trombosis
3. Abses otak
4. Perdarahan
5. Anemia relatif
Sumber Pathway: https://cupdate1.blogspot.co.id/2014/10/pathway-pjb.html
F. PROSES KEPERAWATAN
1. Pengkajian keperawatan
a. Riwayat kehamilan :
ditanyakan sesuai dengan yang terdapat pada etiologi (faktor endogen dan
eksogen yang mempengaruhi).
b. Riwayat tumbuh
Biasanya
anak cendrung mengalami keterlambatan pertumbuhan karena fatiq selama makan dan
peningkatan kebutuhan kalori sebagai akibat dari kondisi penyakit.
c. Riwayat psikososial/
perkembangan
1) Kemungkinan mengalami
masalah perkembangan
2) Mekanisme koping anak/
keluarga
3) Pengalaman hospitalisasi
sebelumnya
d. Pemeriksaan fisik
1) Pada awal bayi baru lahir
biasanya belum ditemukan sianotik,bayi tampak biru setelah tumbuh.
2) Clubbing finger tampak
setelah usia 6 bulan.
3) Serang sianotik mendadak
(blue spells/cyanotic spells/paroxysmal hiperpnea,hypoxic spells) ditandai
dengan dyspnea, napas cepat dan dalam, lemas, kejang, sinkop bahkan sampai koma
dan kematian.
4) Anak akan sering Squatting
(jongkok) setelah anak dapat berjalan, setelah berjalan beberapa lama anak akan
berjongkok dalam beberapa waktu sebelum ia berjalan kembali.
5) Pada auskultasi terdengar
bising sistolik yang keras didaerah pulmonal yang semakin melemah dengan
bertambahnya derajat obstruksi
6) Bunyi jantung I normal.
Sedang bunyi jantung II tunggal dan keras.
7) Bentuk dada bayi masih
normal, namun pada anak yang lebih besar tampak menonjol akibat pelebaran
ventrikel kanan
8) Ginggiva hipertrofi,gigi
sianotik
e. Pengetahuan anak dan
keluarga :
1) Pemahaman tentang
diagnosis.
2) Pengetahuan/penerimaan
terhadap prognosis
3) Regimen pengobatan
4) Rencana perawatan ke depan
5) Kesiapan dan kemauan untuk
belajar
G.Penatalaksana
pasien tetralogi fallot
Pada
penderita yang mengalami serangan sianosis maka terapi ditujukan untuk memutus
patofisiologi serangan tersebut, antara lain dengan cara :
a. Posisi lutut ke dada agar
aliran darah ke paru bertambah
b. Morphine sulfat 0,1-0,2
mg/kg SC, IM atau Iv untuk menekan pusat pernafasan dan mengatasi takipneu.
c. Bikarbonas natrikus 1
Meq/kg BB IV untuk mengatasi asidosis
d. Oksigen dapat diberikan,
walaupun pemberian disini tidak begitu tepat karena permasalahan bukan karena
kekurangan oksigen, tetapi karena aliran darah ke paru menurun. Dengan usaha
diatas diharapkan anak tidak lagi takipnea, sianosis berkurang dan anak menjadi
tenang. Bila hal ini tidak terjadi dapat dilanjutkan dengan pemberian :
e. Propanolo l 0,01-0,25 mg/kg
IV perlahan-lahan untuk menurunkan denyut jantung sehingga seranga dapat
diatasi. Dosis total dilarutkan dengan 10 ml cairan dalam spuit, dosis
awal/bolus diberikan separohnya, bila serangan belum teratasi sisanya diberikan
perlahan dalam 5-10 menit berikutnya.
f.
Ketamin
1-3 mg/kg (rata-rata 2,2 mg/kg) IV perlahan. Obat ini bekerja meningkatkan
resistensi vaskuler sistemik dan juga sedatif.
g. Penambahan volume cairan
tubuh dengan infus cairan dapat efektif dalam penganan serangan sianotik.
Penambahan volume darah juga dapat meningkatkan curah jantung, sehingga aliran
darah ke paru bertambah dan aliran darah sistemik membawa oksigen ke seluruh
tubuh juga meningkat.
Lakukan
selanjutnya
a. Propanolol oral 2-4
mg/kg/hari dapat digunakan untuk serangan sianotik
b. Bila ada defisiensi zat
besi segera diatasi
c. Hindari dehidrasi
2. Diagnosa keperawatan
Setelah
pengumpulan data, menganalisa data dan menentukan diagnosa keperawatan yang
tepat sesuai dengan data yang ditemukan, kemudian direncanakan membuat
prioritas diagnosa keperawatan, membuat kriteria hasil, dan intervensi
keperawatan.
a. Gangguan pertukaran gas b.d
penurunan alian darah ke pulmonal
b. Penurunan kardiak output
b.d sirkulasi yang tidak efektif sekunder dengan adanya malformasi jantung
c. Gangguan perfusi jaringan
b.d penurunan sirkulasi (anoxia kronis , serangan sianotik akut)
d. Gangguan nutrisi kurang
dari kebutuhan tubuh b.d fatiq selama makan dan peningkatan kebutuhan
kalori,penurunan nafsu makan
e. Gangguan pertumbuhan dan
perkembangan b.d tidak adekuatnya suplai oksigen dan zat nutrisi ke jaringan
f.
Intoleransi
aktifitas b.d ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen
g. Koping keluarga tidak
efektif b.d kurang pengetahuan klg tentang diagnosis/prognosis penyakit anak
h. Risti gangguan perfusi
jaringan serebral b.d peningkatan tekanan intrakranial sekunder abses otak, CVA
trombosis.
H. Contoh
rencana keperawatan
a. Penurunan kardiac output
b.d sirkulasi yang tidak efektif sekunder dengan adanya malformasi jantung
Tujuan
: Anak dapat mempertahankan kardiak output yang adekuat.
Kriteria
hasil
{ Tanda-tanda vital normal
sesuai umur
{ Tidak ada : dyspnea, napas
cepat dan dalam, sianosis, gelisah/letargi, takikardi, mur-mur.
{ Pasien komposmentis
{ Akral hangat
{ Pulsasi perifer kuat dan
sama pada kedua ekstremitas
{ Capilary refill time < 3
detik
{ Urin output 1-2 ml/kgBB/jam
Intervensi
:
1)
Monitor
tanda vital,pulsasi perifer,kapilari refill dengan membandingkan pengukuran
pada kedua ekstremitas dengan posisi berdiri, duduk dan tiduran jika
memungkinkan
2)
Kaji
dan catat denyut apikal selama 1 menit penuh
3)
Observasi
adanya serangan sianotik
4)
Berikan
posisi knee-chest pada anak
5)
Observasi
adanya tanda-tanda penurunan sensori : letargi,bingung dan disorientasi
6)
Monitor
intake dan output secara adekuat
7)
Sediakan
waktu istirahat yang cukup bagi anak dan dampingi anak pada saat melakukan
aktivitas
8)
Sajikan
makanan yang mudah di cerna dan kurangi konsumsi kafeine.
9)
Kolaborasi
dalam: pemeriksaan serial ECG, foto thorax, pemberian obat-obatan anti
disritmia
10) Kolaborasi pemberian
oksigen
11) Kolaborasi pemberian cairan
tubuh melalui infuse
b. Intoleransi aktivitas b.d
ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen
Tujuan
: Anak menunjukan peningkatan kemampuan dalam melakukan aktivitas (tekanan
darah, nadi, irama dalam batas normal) tidak adanya angina.
Kriteria hasil
:
{ Tanda vital normal sesuai
umur
{ Anak mau berpartisipasi
dalam setiap kegiatan yang dijadwalkan
{ Anak mencapai peningkatan
toleransi aktivitas sesuai umur
{ Fatiq dan kelemahan
berkurang
{ Anak dapat tidur dengan
lelap
Intervensi :
1) Catat irama jantung,
tekanan darah dan nadi sebelum, selama dan sesudah melakukan aktivitas.
2) Anjurkan pada pasien agar
lebih banyak beristirahat terlebih dahulu.
3) Anjurkan pada pasien agar
tidak “ngeden” pada saat buang air besar.
4) Jelaskan pada pasien
tentang tahap- tahap aktivitas yang boleh dilakukan oleh pasien.
5) Tunjukan pada pasien
tentang tanda-tanda fisik bahwa aktivitas melebihi batas
6) Bantu anak dalam memenuhi
kebutuhan ADL dan dukung kearah kemandirian anak sesui dengan indikasi
7) Jadwalkan aktivitas sesuai
dengan usia, kondisi dan kemampuan anak.
c. Gangguan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh b.d fatiq selama makan dan peningkatan kebutuhan
kalori,penurunan nafsu makan.
Tujuan
: anak dapat makan secara adekuat dan cairan dapat dipertahankan sesuai dengan
berat badan normal dan pertumbuhan normal.
Kriteria hasil
:
{ Anak menunjukkan penambahan
BB sesuai dengan umur
{ Peningkatan toleransi
makan.
{ Anak dapat menghabiskan
porsi makan yang disediakan
{ Hasil lab tidak menunjukkan
tanda malnutrisi. Albumin,Hb
{ Mual muntah tidak ada
{ Anemia tidak ada.
Intervensi
:
1) Timbang berat badan anak
setiap pagi tanpa diaper pada alat ukur yang sama, pada waktu yang sama dan
dokumentasikan.
2) Catat intake dan output
secara akurat
3) Berikan makan sedikit tapi
sering untuk mengurangi kelemahan disesuaikan dengan aktivitas selama makan
(menggunakan terapi bermain)
4) Berikan perawatan mulut
untuk meningktakan nafsu makan anak
5) Berikan posisi jongkok bila
terjadi sianosis pada saat makan
6) Gunakan dot yang lembut
bagi bayi dan berikan waktu istirahat di sela makan dan sendawakan
7) Gunakan aliran oksigen
untuk menurunkan distress pernafasan yang dapat disebabkan karena tersedak
8) Berikan formula yang
mangandung kalori tinggi yang sesuaikan dengan kebutuhan
9) Batasi pemberian sodium
jika memungkinkan
10)
Bila
ditemukan tanda anemia kolaborasi pemeriksaan laboratorium
DAFTAR PUSTAKA
A.H Markum, 1991,
Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak,jilid 1, Jakarta, Fakultas kedokteran UI
Bambang M, Sri
endah R, Rubian S, 2005, Penanganan Penyakit Jantung pada Bayi dan Anak
Carpenito
J.Lynda, 2001, Diagnosa Keperawatan, edisi 8, Jakarta, EGC
Colombro
Geraldin C, 1998, Pediatric Core Content At-A- Glance, Lippincott-Philladelphia,
New York
Doengoes,
Marylin E. (2000). Rencana Asuhan Dan Dokumentasi Keperawatan. Edisi 3 EGC.
Jakarta
Ngastiah.1997.Perawatan
Anak Sakit, Jakarta, EGC
Nelson,
1992. Ilmu Kesehatan anak, Jakarta, EGC
Sacharin,Rosa
M, 1996. Prinsip Keperawatan Pediatrik Edisi II, Jakarta, EGC
Samik Wahab,
1996. Kardiologi anak Nadas, Gadjah Mada Ununiversity Press, Yogyakarta, Indonesia
Sudigdo
& Bambang.1994, Buku Ajar kardiologi Anak, Jakarta, IDAI
Sharon,Ennis
Axton (1993), Pediatric care plans, Cumming Publishig Company, California
Whaley and
Wong, 1995, Essential of Pediatric Nursing, Cv. Mosby Company, Toronto
Tidak ada komentar:
Posting Komentar